Waduh!, Gara-gara Corona, WFH Berdampak Istri Berpotensi Positif

BOGOR – Direktur Umum Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Pasutri, Ukar Sukatma saat ditanya, apakah Work Form Home (WFH) berdampak meningkatnya kehamilan kaum ibu, dijawab benar. Sebab, selama pandemi Covid-19 merebak sejak Maret 2020 lalu hingga kini, klinik milik dr Boyke Dian Nugraha di Jalan Merak No 03, Tanah Sareal, Kota Bogor ini tak pernah sepi dari pasien ibu hamil.

“Terkait data, saya tidak ingat. Tapi, yang pasti di Klinik Pasutri di Jalan Merak, Kota Bogor selalu ada pasien ibu hamil. Dan, tiap bulannya boleh dibilang selalu ada peningkatan,” kata bapak dua anak saat diwawancarai usai resmikan layanan Swab Antigen dan PCR Drive Thru & Walk In di Klinik Pasutri, Rabu (27/1/2021).

Terkait penyebab peningkatan ibu hamil, dia menyampaikan bermula karena pemberlakukan kerja di rumah atau WFH.

“Mungkin berawal dari WFH, akhirnya pasangan suami istri terjadi kehamilan. Di klinik (Pasutri.red) sendiri, setiap bulannya para ibu hamil yang memperiksakan kandungan terjadi peningkatan. Diantaranya, ada juga yang berkonsultasi penundaan kehamilan. Terkait layanan kehamilan, tidak bisa dilakukan online karena harus diperiksa langsung secara medis. Hanya, di klinik ini, juga diberlakukan prokes. Menghindari terjadi kerumunan, ibu hamil yang memeriksakan kandungannya, dibagi jadwal, tidak pada hari yang sama,” tuturnya.

Lalu, apa kaitannya WFH dengan dampak kehamilan?

“Soal itu, barangkali karena aktifitas kerja di rumah. Selanjutnya, bisa disimpulkan sendiri,” ujar Ukar sembari tertawa.

Sebagai informasi, saat ini juga telah hadir Swab Antigen dan PCR Drive Thru & Walk In di Klinik Pasutri yang melayani masyarakat umum. Tarip layanan klinik milik dr Boyke ini masih terbilang termurah dibanding tempat lain. Biaya tes, untuk Swab Antigen, RSIA Pasutri mematok biaya sebesar RP250.000,- dan Swab PCR senilai Rp950.000.

Tak hanya itu, layanannya pun terbilang super cepat, ditangani enam tenaga medis berpengalaman dan pasien tak harus menunggu lama untuk Swab Antigen. Sedangkan, Swab PCR, hanya 1 x 24 jam.

“Kalau Swab Antigen hasil bisa diketahui setelah setengah jam. Sedangkan untuk Swab PCR hasil akan didapat setelah 1×24 jam,” ujar Ukar.

Layanan tes Swab Klinik Pasutri

Dia menuturkan, layanan di kliniknya menyediakan Drive Thru atau tanpa turun dari kendaraan roda empat dan Walk In, berjalan.

“Tahapannya, saat datang, pengunjung Drive Thru (menggunakan kendaraan tanpa turun) atau Walk In (jalan kaki), pasien menjalani tes sesuai dengan layanan yang bisa diambil di loket pendaftaran. Seterusnya, pasien tidak perlu turun dari kendaraan, setelah memasuki areal pemeriksaan yang berada di samping gedung RSIA Pasutri, pasien akan discreening terlebih dahulu untuk mengetahui suhu tubuh serta layanan apa yang akan diambil seperti Sawab atau PCR. Selanjutnya, pasien menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Tahap berikutnya pasien didata untuk menjalani tes yang akan dipilih,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, hasil tes Swab akan diprint serta dikirim dalam bentuk PDF.

“Untuk Swab Anitgen bisa ditunggu. Jika kondisi antrian tak ramai, hanya sekitar setengah jam. Sedangkan, untuk Swab PCR, hasilnya akan keluar keesokannya. Bisa diambil langsung oleh pasien, atau bisa juga disampaikan pemberitahuannya melalui whatsapp,”” tuturnya.

Masih menurut Ukar, klinik layanan Swab-nya buka setiap hari kerja pada pukul 08:00 WIB hingga 12.00 WIB. Lokasinya, berada disamping RSIA Pasutri.

“Pelayanan Swab ini sudah dimulai sejak Senin (25/1/2021) lalu. Dan, layanan dibuka setiap hari kerjanya. Ada enam tenaga kesehatan dalam melayani pasien yang akan melakukan Swab Antigen dan PCR Drive Thru dan Walk In di RSIA Pasutri. Para petugas Klinik Pasutri ini dalam bekerja mengenakan Alat Pelindung Diri (APD), sesuai prosedur yang ditetapkan,” lanjutnya.

Sebagai informasi, Swab Test Antigen dan PCR adalah dua jenis pemeriksaan yang berbeda. Perbedannya, Swab Test Antigen membutuhkan waktu sebentar, antara 30-60 menit. Sedangkan prosedur tes PCR membutuhkan waktu paling cepat sekitar 1 hari, karena banyak sampel yang harus diperiksa.

Dan, PCR adalah pemeriksaan penunjang yang mendeteksi virus corona yang paling akurat. Akurasinya bisa mencapai 80-90 persen. Sementara itu, swab test antigen memiliki tingkat akurasi di bawah PCR. PCR dan swab test antigen sama-sama menggunakan lendir dari hidung atau tenggorokan sebagai sampel. Proses pengambilan lendir ini melalui swab. (Nesto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *