Antisipasi Efek Banjir Bandang, Tirta Pakuan Tambah Petugas

INTELMEDIAUPDATE-Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Pakuan Kota Bogor menambah petugas jaga di instalasi pengolahan air selama musim penghujan. Langkah antisipasi ini untuk menangani kekeruhan air baku jika terjadi bencana alam, seperti banjir bandang.

Direktur Teknik Perumda Tirta Pakuan, Ardani Yusuf mengatakan, pihaknya sempat menghentikan operasi Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Katulampa karena air baku tidak memenuhi standar kekeruhan air (NTU).

Sungai Ciliwung yang dijadikan air baku di SPAM Kalulampa mengalami kekeruhan dampak dari banjir bandang di kawasan Puncak, Bogor pada Selasa (19/1). Ardani menyebut tingkat kekeruhan air menunjukan rekor tertinggi dengan 70.000 NTU.

“Kemarin itu saya bilang rekor selama 19 tahun berkerja di PDAM. Maksimal itu di SPAM Katulampa maupun di IPA Dekeng kurang lebih 8.000 NTU. Di angka itu tentunya masih bisa mengolah air baku,” ujar Ardani, akhir pekan lalu.

Dalam kejadian itu, kata dia, pada pukul 15.00 selama satu jam NTU mengalami perubahan drastis dari tadinya 100 menjadi 15.000. Tingkat kekeruhan air sempat turun ke ke 4.900, namun 10 menit kemudian naik kembali menjadi 24.000 NTU.

“Bahkan di sedimentasi itu sampai 70.000 NTU yang standar Kementerian Kesehatan harusnya di bawah 10. Tentunya itu tidak bisa diolah, artinya stop produksi air dari jam 17.00 dengan stok masih tersedia di reservoir setinggi 2,30 meter,” tambahnya.

Ardani melanjutkan, NTU berangsur turun dan sekira pukul 21.00, SPAM Katulampa sudah dapat mengolah air. Namun air baru bisa masuk ke reservoir pada pukul 4.27 WIB.

“Kendala kami akibat dari running terus karena WTP tidak boleh dimatikan. Hanya pada saat masuk ke reservoir di filter terdapat lumpur dan pasir. Jadi dari jam 9 malam, air baru bisa masuk ke reservoir sekitar setengah 5 bisa memenuhi standar Kementerian Kesehatan di bawah 5 NTU,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi gangguan pasokan air di zona 7 tersebut, pihaknya menurunkan 5 mobil tangki selama 24 jam.

“Alhamdulillah, sekarang pelayanan sudah stabil dan saya cek ke call center dari kemarin siang sudah tidak ada permintaan air,” ungkapnya.

Ardani menambahkan untuk menyikapi kejadian bencana alam kedepannya akan menambah petugas di instalasi pengolahan air.

“Kami tidak bisa memprediksi alam, tapi kami akan siaga terus di pengolahan air dengan update setiap jam kondisinya. Dan kami juga di situ disiapkan tenaga tambahan untuk menangani permasalahan sampah selain lumpur,” tukasnya.(jam/pkr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *