Pertama dalam Sejarah, Puncak Banjir

BOGOR – Kawasan Gunung Mas, Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, diterpa banjir bandang, pukul 09.20 WIB, Selasa (19/1/2021). Banjir yang ter­jadi di area Perumahan Karyawan PTPN VIII Gunung Mas, Kp Dulang RT 02, RW 03 tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Cisampai, anak Sungai Ciliwung.Informasi yang dihimpun, terdapat se­banyak 900 warga Rawa Dulang, Tugu Selatan, Puncak, Cisarua mengungsi di masjid dan bekas pabrik pengolahan teh milik PTPN VIII Gunung Mas. Muspika Cisarua pun sudah turun ke lokasi ben­cana yang merupakan kawasan permu­kiman pemetik teh.

Saat berita ini ditulis, belum diketahui pasti ada atau tidaknya bangunan yang terdampak dalam kejadian ini. Hal itu disampaikan Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor M Adam Hamdani. Saat ini, petugas sudah me­luncur ke lokasi untuk membantu pen­anganan banjir bandang di Kawasan Gunung Mas, Puncak. “ Petugas sudah membantu penanganan di lokasi banji bandang,” singkat Adam. Ia sendiri be­lum bisa memberikan penjelasan lebih jauh terkait kejadian tersebut karena masih melakukan pendataan.

Sementara, Camat Cisarua, Deni Humaedi membenarkan banjir tersebut terjadi di kawasan Gunung Mas. Selain camat, kapolsek dan danramil, Lurah Tugu Selatan juga mendatangi lokasi bencana. Forum komunikasi kecamatan (Forkomcam) tersebut langsung melaku­kan koordinasi dengan pihak PTPN untuk melaksanakan penanganan awal ben­cana diantaranya dengan melakukan evakuasi penghuni rumah di Perumahan Karyawan sebanyak 120 KK, menyiap­kan lokasi penampungan sementara di aula Wisma Affandi, Gunung mas hingga melakukan pendataan.

Pada bagian lain, Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, tidak ada laporan ter­kait korban jiwa akibat banjir bandang yang menerjang kawasan pemukiman warga dan kawasan agrowisata Gunung Mas itu dan warga terdampak banjir bandang su­dah dievakuasi ke tempat yang lebih aman.“Sementara ini tidak ada korban jiwa,” kata Bupati Bogor Ade Yasin. Terpisah, salah satu warga Puncak, Cisarua menyam­paikan, banjir merupakan yang pertama kalinya terjadi di kawasan Puncak.

“Kalau banjir bandang, ini meru­pakan pertama kali dalam sejarah, Puncak yang merupakan dataran tinggi, kebanjiran. Sebelumnya, tak pernah terjadi. Mungkin, belakangan karena sudah bergeser dari semula wisata kini menjadi tempat hunian. Atau, mungkin juga karena tata ruang yang salah urus. Hal lain, mungkin juga sebelumnya, disebabkan hujan cukup lama turun dengan debit tinggi,” ko­mentar pria yang mengenalkan diri bernama Mishell Abdullah di bekas pabrik pengolahan teh. (Irvan/Nesto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *