BOGOR – Pasca ditiadakannya sistem ganjil genap, Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Kota Bogor, menyambut baik. Sebab, sejak Pemerintahan Kota (Pemkot) Bogor menerapkan sistem ganjil genap di setiap akhir pekan beberapa minggu ke belakang, banyak pengusaha hotel merugi.
“Selain okupansi menurun, restoran pun ikut mengalami penurunan drastis yang sangat signikan. Angka penurunan ini mencapai 50% lebih,” kata Ketua Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Kotamadya Bogor, Yuno Abeta Lahay, Senin (8/3/2021).
Oleh karena itu, dirinya menyambut baik keputusan Walikota bogor memberhentikan sementara program yang konon katanya dapat menekan jumlah penularan Covid-19 dengan cara pengaturan tingkat kunjungan dari luar kota.
Sebagai Ketua PHRI Kota Bogor terpilih untuk periode 2017 – 2022, Yuno memiliki harapan besar agar kedepannya perekonomian dibidang pariwisata hunian dan kuliner bisa kembali bangkit.
“Harapannya semua kembali normal dan tingkat kepercayaan wisatawan kembali meningkat, apalagi sekarang sudah ada vaksinasi,” imbuh ayah tiga orang putri ini.
Agar hotel-hotel tidak kehilangan kunjungan tamu atau wisatawan yang datang ke Kota Bogor ketika ganjil genap berlaku, pihaknya terpaksa merubah strategi pemasaran dikatkan dengan sistem ganjil genap.
“Sudah waktunya ekonomi menggeliat kembali. Artinya dengan peniadaan ganjil genap diharapkan bisa menggairahkan kembali bisnis hotel dan restoran di Kota Bogor,” ujar dia.
Dia juga menjelasakan perihal sertifikasi CHSE (Cleanliness Health Safety dan Environment Sustainability) yang digadang gadang Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan Kementrian Kesehatan (Kemenkes) yang akan menjadi patokan kelayakan bagi pelaku usaha pariwisata sebagai jaminan kesehatan sesuai protokol kesehatan. (Michell Abdullah)