KOTA BOGOR – Badai pandemi Covid-19 hingga saat ini belum juga mereda. Tak sedikit kegiatan ekonomi praktis berhenti. Roda berbagai sektor industri tak lagi bergerak. Tak sedikit banyak perusahaan kehilangan pendapatan. Demikian penggiat binis parkir. Hal itu disampaikan pengusaha parkir, Eman Suyatna.
“Ya, bisnis parkir sangat terasa sekali. Terutama saat pemberlakuan PPKM juga work from home. Serta, larangan kerumunan. Dampaknya pendapatan merosot,” kata Eman saat diawawancarai media online ini, Kamis (3/6/2021).
Penuturan pengusaha yang berkantor di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) dan sudah belasan tahun menggeluti bisnis parkir di Tangerang, Bogor dan Jakarta ini, banyak karyawannya yang terpaksa dirumahkan.
“Gulung tikar, menghantui. Mau tak mau merumahkan sebagian pegawainya. Pilihan pahit manajemen perusahaan-perusahaan itu sudah tentu akan meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia,” imbuhnya saat ditemui di salah rumah makan, Jalan Semeru, Kota Bogor.
Dia juga mengutip data Indonesia Parking Assosiation (IPA), sejak tahun 2020 lalu, terjadi penurunan pendapatan antara 70 persen hingga 90 persen.
“Saat ini industri perparkiran di Indonesia telah menyerap hampir 1.3 juta tenaga kerja yang terdiri dari petugas lapangan sampai tenaga administrasi, dan untuk mengantisipasi kesulitan likuiditas serta menjaga cashflow perusahaan, beberapa perusahaan parkir telah melakukan pengurangan pegawai. Lokasi parkir terpaksa ditutup akibat penerapan PSBB di beberapa wilayah,” tuturnya.
Meski demikian, ia tak menyerah. Eman optimis, bisnis parkir akan kembali menggeliat.
“Pada situasi saat ini, pengusaha harus bisa kembali menjalankan roda usaha dalam kondisi yang sudah terlanjur babak belur baik dari sisi sumber daya permodalan maupun sumber daya manusia. Dan, saya percaya, serta optimis, bisnis parkir akan kembali bangkit,” tutupnya. (Nesto)