Prihatin Diabetes, Kapolsek Klapanunggal Kembangkan ‘Gula Stevia’

INTELMEDIAUPDATE.COM – Seiring meningkatnya taraf hidup penduduk Indonesia, meningkat juga penderita diabetes yang merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi dari penyakit tidak menular di Negeri ini. Upaya untuk mengurangi meningkatnya penderita diabetes di dunia ini pun semakin gencar dilakukan. Dewasa ini penderita diabetes tidak hanya melulu menjadi momok bagi orang-orang berumur diatas 40 tahun, tetapi juga meningkat pesat penderita diabetes dengan umur dibawah 30 tahun.

 

Mendukung upaya tersebut, Kapolsek Klapa Nunggal Kabupaten Bogor, AKP Fadli Amri bersama rekan-rekannya berhasil menemukan dan kini mengembangkan gula cair berbahan baku ekstrak daun Stevia. Untuk diketahui, daun tersebut termasuk jenis rumpun Bunga Matahari dan memiliki kandungan Steviosol.

 

Menurutnya, proses pembuatan gula cair ekstrak Daun Stevia sebenarnya terjangkau, hanya saja perlu didukung oleh tekhnologi yang mumpuni, karena prosesnya menggunakan katalis enzim untuk mendapatkan esktrak daun Stevia, dan sayangnya saat ini belum ada pabrik ekstrak tersebut di Indonesia.

 

“Sebenarnya ini cara membuatnya visible, tetapi harus didukung oleh tekhnologi ekstraksi daun stevia yang saat ini belum ada di Indonesia, sehingga harus impor dari luar negeri. Ekstrak Daun Stevia ini memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, sekitar 300 kali lipat dari gula tebu. Artinya, daun ini menawarkan rasa yang lebih manis dibandingkan gula yang biasa kita konsumsi, tapi tetap sehat karena sangat rendah kalori” ungkap Fadli kepada Intelmedia (4/6/2021).

 

Ia menceritakan, idenya berawal dari keprihatinan terhadap banyaknya kerabat terkena penyakit Diabetes padahal di usia yang masih muda. Katanya, usaha untuk menemukan formula yang pas dan tidak pahit serta campuran yang tepat komposisi dengan semua bahan alami tidak langsung berhasil. Ia mengalami kegagalan berkali-kali hingga pada akhir tahun 2019 berhasil menelurkan produk yang bernama Dripsweet yang terbuat dari ekstrak Daun Stevia dan bahan alami lainnya.

 

Masih kata Fadli, karena berbahan dasar yang sudah rendah kalori, bahkan dalam beberapa jurnal penelitian dalam dan luar negeri, produk tersebut mengandung nol koma sekian yang bisa disetarakan dengan nol (zero) kalori sehingga lebih sehat jika dikonsumsi oleh penderita Diabetes.

 

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang bisa bermanfaat bagi manusia lainnya dan seisinya, hal inilah yang menjadi prinsip hidup saya. Saya berharap produk ini bisa memberikan alternatif baru dalam memberikan rasa manis di hidup. Selain produknya yang manis dan bermanfaat, tanaman daun stevia juga bisa menjadi alternatif baru untuk di budidayakan sehingga membuka peluang untuk para petani, dan juga kami membuka kerjasama dengan siapa saja yang ingin berjualan produk ini, komoditi baru untuk mengais rejeki” kata Fadli.

 

Masih katanya, dengan masa panen sekitar 1,5 sampai dengan 2 bulan tentunya bisa menjadi alternatif tersendiri utk dibudidayakan, penanaman dan perawatannya sangat mudah dan setelah dipanen, tanaman tersebut bisa tumbuh kembali tanpa menanam bibit baru. Hanya dengan sistem cangkok batang di ketinggian 800 DPL.

 

“Saya juga berharap ada yang mau berinvestasi untuk membuat pabrik esktrak daun stevia, karena akan sangat membantu sekali, baik dari konsumen maupun petani, karena akan ada komoditi baru yang bisa di budidayakan” imbuhnya.

 

“Rata-rata saat ini masih banyak yang menggunakan untuk konsumsi pribadi, industri makanan dan kue. Ada juga yang kami kemas dalam botol kecil ukuran 5ml dan 30ml. Untuk hasil produksinya sementara ini bisa sekitar 300rb botol per bulan,” terangnya. (Wando)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *