INTELMEDIAUPDATE.COM – Di tengah berjalannya sosialisasi rencana drilling oleh PT Star Energy Geothermal Salak (SEGS) Ltd, sejumlah masyarakat masih mengkhawatirkan dan cemas dampak lingkungan rencana pengeboran di beberapa desa di Pamijahan oleh PT SEGS Ltd. Seperti yang diungkapkan warga Kampung Cigarehong yang terletak di Desa Purwabakti Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor hanya berjarak sekitar tiga kilometer dari PT Star Energy Geothermal Salak LTD,.
Menurut Tokoh masyarakat, Tatang Kubil (56) menuturkan, dampak positif dan negatif terhadap masyarakat tentu dirasakan akibat pengeboran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, “Dampak positif ada apa lagi dampak negatif tentu ada, kalau dampak negatif saat pengeboran cerobongnya bocor racunnya itu langsung ke Seluruh air sehingga ikan-ikan pada mati, itu sudah terjadi, pada pengeboran yang beberapa tahun lalu,” kata Kubil kapada awak media (22/6/2021), selesai acara sosialisasi drilling yang di gagas SEGS bersama pemdes purwabakti beserta perwakilan masyarakat di SDN 04 Ciasmara, Kampung Cigarehong Desa Purwabakti.
Menurutnya, dalam kejadian itu memang sudah diantisipasi oleh pihak perusahaan, kerugian yang di alami oleh warga pun mendapat kompensasi. Namun itu yang menjadi kekhawatiran masyarakat sekitar ketika terjadi gempa tentu dampak yang dirasakan akan lebih besar dan mengancam nyawa. “Intinya gini, ketika sedang melakukan pengeboran dampak yang di rasakan oleh masyarakat meskipun sudah dijawab oleh perusahaan, namun Masyarakat tetap khawatir,” katanya lagi.Lebih lanjut jika saat pengeboran menyebabkan dampak besar terhadap masyarakat tentunya pihak masyarakat sekitar akan menuntut terhadap perusahaan.
“Tantu dampak lain kita rasakan, saat pengeboran pun kita merasakan getaran, seharunya keseimbangan dan ada perhatian perusahaan,” pungkasnya. Terpisah, Kepala Desa Purwabakti Tajudin Arifin mengatakan, ketika ada hal apapun baik sifatnya keluhan masyarakat, ataupun bencana alam, pihaknya selaku melaporkan kepihak perusahaan Star Energy.
“Saya selalu melaporkan kejadian apapun ketika menjadi keluhab terhadap masyarakat, mau itu getaran, longsor, kita selalu melaporkan,” ungkapnya kapada awak media. Meskipun perusahaan belum melakukan pengeboran (drilling) akan tetapi masyarakat sudah merasakan getaran yang ada, pemdes mensosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat terdekat.
“Yang saya tau sejauh ini belum ada kegiatan pengeboran, namun baru ada persiapan saja untuk pengeboran tersebut,” terangnya. Sementara itu, pihak PT Star Energy Geothermal Salak Ltd melaui Manager Komunikasi Iwan Azop mengatakan, terkait kekhawatiran warga dia memastikan kegiatan drilling tidak akan mempengaruhi sumber air milik masyarakat.
“Kami memastikan, kegiatan drilling tidak akan mempengaruhi kapasitas sumur air milik masyarakat ataupun menjadi penyebab gempa bumi karena lebar diameter selubung produksi sumur panas bumi hanya sekitar 17-27 cm dengan kedalaman 1,5 hingga 3 km dari permukaan,”kata Iwan azof. “Manajemen SEGS juga memastikan bahwa kegiatan drilling ini juga dilaksanakan dengan menerapkan SOP dan protokol kesehatan guna menghindari penularan Covid-19 di kalangan pekerja,”pungkasnya.(DP)