Demi Cegah Ledakan Covid-19, Tokoh Santri Kota Bogor Dukung PPKM Darurat

Penyebaran Covid-19 makin meluas di Indonesia. Kasus harian Covid-19 di banyak daerah terus bertambah, sehingga totalnya menembus angka 40.427 kasus baru pada Senin (12/7/2021). Penambahan tersebut menyebabkan total kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 2.567.630 terhitung sejak kasus Covid-19 pertama dan pasien Covid-19 meninggal dunia mencapai 67.355 orang.

Setelah sebelumnya, sebagaimana dikutip dari detik.com, Minggu (11/7/2021), Ketua Pengurus Besar NU (PBNU), dan Marsudi Syuhud Ketua PP Muhammadiyah Dadang Kahmad menyatakan dukungan terhadap pemerintah merevisi aturan pemberlakuan pembatas kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat yang membatasi kegiatan yang mengundang banyak jamaah.

Terkini, Tokoh Santri Kota Bogor, Turmudi Hudri juga menyampaikan pernyataan senada. Menurutnya, langkah pemerintah dinilai sudah tepat membendung penyebaran Covid-19 atau C 19 dengan memberlakukan PPKM

“Dan, apapun nama kedepannya, kita sepakati. Masyarakat patut menaati kebijakan dan langkah keputusan tersebut. Alhamdulillah banyak pula masyarakat yang peduli untuk membantu baik penangan pelaksanaan vaksin, penyediaan alat-alat kesehatan yang langka, tenaga, materi dan lain sebagainya,” kata pria yang akrab disapa Ustadz Turmudi kepada media online ini, Selasa (13/7/2021).

Ia juga memberi masukan, perlunya memberlakukan pelanggar PPKM Darurat dengan pendekatan kemanusiaan.

“Namun kami perlu menyampaikan juga langkah bijak dan startegis lainnya, yaitu petugas dan pengguna jalan atau yang termasuk objek yang perlu diamankan dalam proses PPKM. Maka, perlu berlaku kooperatif, saling mengerti dan menghargai satu sama lain. Karena yang kita hadapi adalah sesama manusia, maka perlu memanusiakan manusia dalam bertindak maupun dalam etika setiap perbuatan,” ucapnya.

“Kami pun meminta tempat-tempat ibadah, perekonomian dan pendidikan sebaiknya tidak ada penutupan, lakukan saja PPKM sesuai prosedur yang disepakati. Namun kita juga perlu  menjaga lahiriah atau jasmani seutuhnya. Bukan sekdar urusan jasmani saja yang yang diperketat namun rohani pun wajib dijaga. Karena,  hampir 95 % sakit itu dimulainya dengan rohani yang gersang dan sakit, maka otomatis jasmani atau badan pun ikut sakit,” ujar Turmudi.

Ustadz nasionalis ini juga mengingatkan, amanat pendahulu bangsa yang mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.

“Mari kita amalkan lagi lagu kebangsaan kita bersama Indonesia Raya, ‘bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indonesia Raya’. Tetap jalankan prokes jasmani yang ketat, namun rohani pun perlu dijaga dengan ketat pula,” tukasnya.

Masih menurut Turmudi, media massa juga diimbau mengemban perannya ikut mengedukasi masyarakat.

“Media pun mohon menyampaikan berita-berita positif dan memberikan edukasi solusi dalam menghadapi masalah ini. Bukan membesar-besarkan berita horror atau masalah yang ada walau itu fakta. Namun,   berefek menakutkan dan membuat kepanikan di masyarakat sehingga imun masyakat turun. Kalau sudah turun, penyakit apapun bukan sekedar C 19 pasti mudah masuk,” tutur Turmudi mengingatkan.

Terkait penanganan yang sifatnya berhubungan dengan agama, sambungnya, serahkan dan rangkul ulama atau tokoh agama setempat. Demikian juga hal medis, serahkan ke tim kesehatan. Intinya, serahkan semua pada ahlinya.

“Mari kita patuhi segala kesepakatan yang sudah dibuat oleh pemerintah kita. Kita tetap bangkitkan ekonomi, pendidikan nasional dan agama dan ibadah. Semakin maksimal karena bukan sekedar kesehatan fisik yang dijaga, namun Iman, imun dan kebahagian pun akan selalu terjaga. Saya, kita dan semua berharap semoga musibah dan fitnah akhir zaman ini berakahir. Amiin,” tutupnya. (Nesto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *