HUMPROPUB – Pasca ambruknya atap ruang kelas SDN Otista pada Kamis (16/09), Komisi IV DPRD
Kota Bogor yang diwakili Ahmad Rifki Alaydrus dan Anna Mariam Fadhilah, bergerak cepat untuk
melihat kondisi sekolah pada Jumat (17/09) pagi.
“Kami mewakili DPRD melakukan pengecekan langsung. Kondisinya memang tidak layak, tahun
2004 pembangunan terakhir. DPRD sudah mendorong anggaran renovasi gedung sekolah, namun
dimasa pandemi Covid-19 ini anggaran tersebut terkena refocusing,” ucap Rifki.
Di tempat yang sama, Anna mengatakan bahwa ambruknya ruang kelas SDN Otista ini menjadi alarm
bagi dunia pendidikan. “Ini jadi alarm buat kita semua untuk mengecek bangunan-bangunan sekolah
yang lain. Khawatir terjadi hal yang serupa. Sehingga sebelum kejadian kita sudah antisipasi dan bisa
kita anggarkan perbaikannya, tidak direfocusing,” ujar Anna
Untuk menghindari kejadian serupa, Ketua DPRD Kota Bogor, Atang Trisnanto mendorong Dinas
Pendidikan untuk melakukan 3 langkah strategis. “Mulai dengan pemeriksaan dan pemetaan seluruh
bangunan sekolah untuk jaminan keselamatan proses belajar menjelang PTM. Hasilnya segera
diajukan untuk perbaikan. Khusus SDN Otista bisa segera renovasi dengan skema BTT," kata Atang
Kedua, evaluasi terhadap penyerapan anggaran perbaikan sekolah-sekolah, baik karena gagal lelang
ataupun penyebab lainnya.
“Anggaran perbaikan sekolah selalu dianggarkan DPRD dan Pemkot
dalam beberapa tahun terakhir. Namun, banyak yang gagal dikerjakan. Harus dievaluasi secara total
penyebabnya”, jelas Atang
Terakhir, kebijakan prioritas untuk pembangunan sekolah baru. “Petakan kebutuhan sekolah di
wilayah. Jumlah penduduk bertambah, sekolah juga perlu ditambah. Apalagi rata-rata angka belajar
kita belum sampai 12 tahun. Terlebih dengan sistem zonasi, banyak siswa yang tidak tertampung
akibat sekolah banyak terkonsentrasi di perkotaan," pungkas Ketua DPD PKS Kota Bogor ini. (Adv)