Rudy Susmanto Minta Disdik Buat Inovasi

 

INTELMEDIAUPDATE.COM – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto meminta jajaran Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor untuk tidak gagap dalam menghadapi pandemi gelombang ketiga. Ia pun meminta agar Disdik membuat inovasi dalam sistem pendidikan dan pembelajaran di tengah pandemi COVID-19 ini. Menurut Rudy, sistem pendidikan dan pembelajaran tidak harus menggantungkan kepada sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sebabnya, tidak semua pelajar di Kabupaten Bogor memiliki akses jaringan internet.

“Jadi banyak kendala yang dihadapi sehingga proses belajar mengajar tidak berjalan efektif,” kata Rudy dalam keterangan tertulis, Rabu (2/2/2022). Ia pun mengingatkan, sektor pendidikan harus tetap melakukan upaya untuk memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Menurutnya, kualitas pendidikan akan sangat menentukan generasi bangsa di masa mendatang.

“Investasi terbaik hari ini adalah investasi sumber daya manusia. Maka pendidikan tidak boleh berjalan seadanya, harus ada terobosan untuk mengatasi kendala yang dihadapi hari ini dan leading sektor untuk mengawal hal itu ada pada Dinas Pendidikan,” ucap Rudy.

Terkait inovasi pembelajaran, tambahnya, DPRD telah berkali-kali mengingatkan Disdik Kabupaten Bogor. Salah satunya dengan meminta untuk merangkul akademisi seperti di IPB, ITB, UNHAN dan LIPI untuk membuat kajian tentang metode pembelajaran di tengah pandemi.

“Agar pola pembelajaran anak-anak kita ini ini punya konsep yang jelas, jangan sampai beberapa sekolah mengambil kebijakan masing-masing,” sambungnya.

Rudy pun menyampaikan keresahannya terkait akses masyarakat terhadap pendidikan di Kabupaten Bogor selama pandemi ini. Menurutnya, perekonomian masyarakat tidak semua berada dalam kondisi baik. Kondisi ini berpengaruh pada kemampuan masyarakat dalam menyekolahkan anak-anaknya hingga ke jenjang perguruan tinggi.

Hal tersebut diutarakannya setelah mendapat informasi ada sejumlah siswa positif COVID-19 di SMPN 1 Cibinong dan pihak sekolah terpaksa menghentikan kembali pembelajaran tatap muka.

“Itu memang salah satu pencegahan, tetapi jika hal ini juga berlaku di seluruh Kabupaten Bogor, berarti pola pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Kami sudah ingatkan hal ini sejak tahun lalu kepada Dinas Pendidikan,” tegasnya.

Pemerintah Kabupaten Bogor, tambah Rudy, sudah mempunyai alokasi anggaran guna mendukung pembelajaran jarak jauh. Terlebih, adanya program Samisade (Satu Miliar Satu Desa) terkait infrastruktur desa juga diizinkan untuk digunakan dalam penyediaan fasilitas internet desa.

Ada pula bantuan dari Kementerian Pendidikan dan pemerintah pusat yang diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. Namun bantuan tersebut belum bisa untuk mengakomodasi seluruh warga Kabupaten Bogor dengan jumlahnya yang di atas lima juta jiwa.

“Jumlah pelajar juga sangat banyak apalagi dilihat dari letak geografis dan topografis, tidak semua daerahnya dataran. Jangan jauh-jauh, daerah Cisadon atau Sentul di sana sinyal handphone itu tidak ada, apalagi akses internet. Makanya harus ada pola baru dalam pembelajaran, syukur-syukur Kabupaten Bogor menjadi pelopor untuk wilayah lainnya,” pungkasnya. (dtk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *