INTELMEDIA – Menyikapi Banyak laporan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Argapura Kecamatan Cigudeg, dipaksa belanja di E-Warong sampai pemotongan.
Diduga, sejumlah warga atau Keluarga Penerima Manfaat BPNT di Desa Argapura menyatakan mereka mendapatkan intimidasi hingga pemaksaan. “Saya cuma rakyat kecil, nggak tau harus mengadu sama siapa. Mudah-mudahan dengan ini saya berharap ada tanggapan,” kata Raya, nara sumber yang mewakili KPM yang juga salah satu KPM Desa Argapura yang berhasil di temui.
Dia mengaku mendapatkan Uang BPNT sebesar Rp.600 ribu, tetapi saat di pintu keluar sudah tersedia meja dan sejumlah aparatur desa yang menggiring lalu memotong langsung uang sebesar Rp.350 ribu. “Kita hanya dikembalikan uang dua ratus lima puluh ribu dan kupon untuk ditukarkan dengan 3 karung beras ukuran 10 kilo, diambil dirumah ketua Rt Aan,” ujarnya.
Laporan serupa disampaikan warga lainnya berinisial Giri. Dia mengaku, setelah menerima uang BPNT, dan hendak keluar dirinya dicegat oleh oknum kasi tata usaha dan umum Desa Argapura berinisial Eer lalu meminta uang Rp.100 dengan dalih untuk uang kopi.
“Kata Eer, kalau tidak mengambil beras dipotong seratus ribu sama seperti yang lainnya, untuk uang kopi,” ungkap Giri kepada awak media dirumahnya, Senin, (07/03/2022), menirukan ucapan Eer.
Dia mengaku sudah memohon agar jangan seratus ribu, dirinya sempat menawarkan akan mengasih dari sepuluh ribu sampai lima puluh ribu, namun tetap ditolak karna yang lainnya pun sama seratus ribu.
Dikonfirmasi di Kantor Desa Argapura, Kasi Tata Usaha dan Umum Ernah yang akrab dipanggil Eer awalnya mengelak melakukan pemotongan, namun dirinya mengakui adanya permintaan uang dari KPM. “Itu bercanda kepada teman-teman saya untuk ngopi,” ungkap Ernah. (DP)