KOTA BOGOR – Zuhrotusadiah, aktivis Forum Gerakan Indonesia Ber-1 (For G1) disela kegiatan diskusi kebangsaan di salah satu café di Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor mengatakan, masa depan perempuan Indonesia tidak lagi hanya urusan domestik dalam rumah tangga.
Dia sampaikan ajakan mendatang harus lebih banyak lagi perempuan yang terlibat di berbagai sektor seperti kewirausahaan, pemerintahan, pendidikan, ekonomi, kesehatan, dan lainnya baik dalam lingkup nasional maupun global.
“Saat ini Indonesia sudah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang mengarahkan pada pembangunan ekonomi berbasis digital dan teknologi. Perempuan di era Revolusi Industri 4.0 memiliki peranan penting dalam pembangunan,” ucap wanita yang akrab disapa Diah didampingi rekannya kaum ibu yang menggunakan seragam pink, baru-baru ini.
Dari segi jumlah, sambungnya, hampir separuh penduduk Indonesia adalah wanita.
“Artinya kontribusi perempuan sangat berpengaruh terhadap produktivitas nasional. Dukungan pemerintah sangat diperlukan, terutama memastikan akses pendidikan bagi perempuan dan menyiapkan sarana/ prasarana yang dibutuhkan,” imbuhnya.
“Para kaum ibu, yang selama ini banyak anggapan hanya mengurusi rumah tangga juga harus bangkit unjuk gigi. Kaum emak-emak harus harus ikut berlelahria untuk terus meningkatkan kapasitas dan potensi yang dimiliki untuk membangun bangsa dan negara ini. Sebab, jika perempuan memiliki pendidikan yang baik dan berkualitas maka akan mampu mengelola putra putrinya yang merupakan aset bangsa dan investasi negara untuk masa depan Indonesia yang lebih maju lagi,” tandasnya.
Masih menurut Diah, para elit pejabat perempuan di ekskutif atau legsilatif dimulai dari daerah hingga yang berkedudukan di pemerintahan pusat sebutnya jangan hanya duduk diam, apalagi hanya sekedar menyampaikan imbauan tanpa berbuat. Tapi, harus ikut melakukan sesuatu, berbuat.
“Indonesia akan mengalami bonus demografi pada 2045 nanti. Hal ini bisa menjadi berkah bagi bangsa jika sumber daya manusianya berkualitas. Sebaliknya, akan menjadi bencana jika sumber daya manusianya. Di antara faktor penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) bangsa ini adalah kualitas perempuan di masa kini dan mendatang,” tuturnya.
“Peningkatan kualitas perempuan harus menjadi perhatian pemerintah dan swasta. Kualitas perempuan diperlukan untuk peningkatan kualitas hidupnya, juga untuk melahirkan generasi berkualitas melalui perannya sebagai ibu yang cerdas dan berkarakter. Pendidikan merupakan jalan peningkatan mutu perempuan,” tuntasnya dengan nada berapi-api.