Teknologi bisa di artikan secara sederhana sebagai pengubahan sumber daya alam yakni, menjadi alat-alat sederhana dengan aspek sosial, ekonomi yang bertujuan untuk memudahkan manusia.
Teknologi di era sekarang telah lebih canggih dalam melakukan transaksi ekonomi dengan melalui sistem transaksi online, yang dilengkapi berbagai fitur yang memberikan kemudahan bagi para pengguna.
Aplikasi E-commerce memberikan fitur paylater “beli sekarang, bayar nanti” untuk penggunanya agar bisa menikmati suatu barang tanpa harus bayar lebih awal. Meskipun demikian, hal ini dapat menjadi sebuah bencana bagi manusia itu sendiri jika tidak bijak dalam pemanfaatannya.
Menurut pengakuan seorang pengguna paylatter bernama, Afsyadi, pernah merasakan dampak negatif dari kemudahan paylatter yakni munculnya perilaku konsumtif. Dirinya merasa pernah kalap dalam menggunakan paylatter. Karena paylater, dengan limitasi mendorong orang merasa ingin menghabiskan limit tersebut. Demikian kata Afsyadi dengan penyampaiannya saat diskusi berlangsung, Jumat (10/06/2022).
Paylater, sambungnya, menyediakan limit yang cukup besar sehingga pengguna menjadi kalap, dalam membeli sebuah barang yang sebenarnya tidak butuh-butuh banget sehingga menimbulkan perilaku konsumtif.
Perilaku komsumtif sendiri dapat diatasi dengan cara menerapkan gaya hidup minimalis. Gaya hidup minimalis membuat diri kita menjadi lebih tertata atau lebih teratur dengan keuangan, kita bisa mengendalikan diri kita dari hal-hal yang tidak dibutuhkan.
Dalam artian minimalis adalah kesederhanaan/sederhana. Seperti, membeli barang sesuai kebutuhan bukan keinginan. Menurut Joshua Becker, penulis Becoming Minimalist, minimalis adalah tentang mendapatkan apa yang membuat Anda bahagia dan menghilangkan apa yang tidak.
Afsyadi beranggapan bahwa konsep hidup minimalis ini bisa dilakukan untuk mengurangi perilaku konsumtif.
“Menurut saya hal itu bisa banget dilakukan. Tetapi mungkin hal itu gak bisa di terapin kesetiap orang, karena setiap orang punya pola pikir yang berbeda beda. Konsep minimalis sangat positif, membeli barang sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terjadi pemborosan secara ekonomi. Meski di satu sisi orang-orang terkadang masih beranggapan bahwa apa yang dia beli bisa berguna di kemudian hari. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat kita cenderung adalah masyarakat yang konsumtif,” lanjut Afsya.
Beberapa pola pikir orang beranggapan konsep minimalis bagus karena kita dapat mengetahui apa yang kita butuh dan yang tidak kita butuh sehingga tidak ada barang yang sia-sia. Hal ini bertujuan agar tidak terjadinya ketimpangan dan ketidakseimbangan dalam keuangan yang dapat membuat kita terhindar dari perilaku konsumtif.
Konsep hidup minimalis, akan jauh dari perilaku mengakumulasi barang, konsumtif, atau membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan, apalagi sampai menimbulkan hutang.
Berikut manfaat menerapkan gaya hidup minimalis yaitu:
Membuat ruangan menjadi lega dengan sedikit barang
Menjalani hidup minimalis adalah perjalanan memeluk kedamaian karena menyingkirkan hal-hal yang kiranya tidak perlu, yang mana ruangan menjadi lega dan bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
Menghilangkan rasa cemas
Memang rasanya banyak hal mampu mendatangkan rasa cemas, sampai akhirnya jadi overthinking. Salah satunya adalah pikiran yang terlalu terpaku pada harta duniawi. Dengan menerapkan hidup minimalis akan memberikan pelajaran berarti bagaimana cara mengatur hawa nafsu terhadap hal-hal duniawi.
Lebih Hemat Uang
Semakin sedikit barang-barang yang dibeli, semakin sedikit pula uang yang dikeluarkan. Hidup minimalis membuat skala prioritas, jadi kamu lebih bisa mengendalikan keinginan untuk memiliki sesuatu.
Memberikan Rasa Damai dalam Diri
Berperilaku konsumtif memberikan dampak yang buruk bagi diri sendiri. Dengan mengedepankan ego keinginan untuk mengikuti trend yang ada semua cara untuk mendapatkan nya dilakukan. Seperti dengan cara berhutang. Namun, dengan menerapkan hidup minimalis membuat hidup kita menjadi tenang tanpa berpikiran hutang
Demikian manfaat gaya hidup minimalis yang bisa Anda terapkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai upaya meminimalisir perilaku konsumtif atau boros.
*Tulisan ini adalah hasil dari Diskusi Peduli Konsumen Mahasiswa Universitas Pakuan Bogor, sebagai salah satu Mata Kuliah Wajib di Jurusan Ilmu Komunikasi.
(Kelompok penulis : Bagus Pribadi, Rosa Khairunnisa, Ayu Wulandari, Hibatullah Farhan, Inesia Dian Oktares, Yufiansyah Fauzan H)