Intelmediaupdate.com – DPC PDI Perjuangan Kota Bogor tanami tanaman pendamping beras di lahan seluas sekitar 500 m2 milik salah satu warga kader partai berlambang banteng bulat, difasilitasi Ujang Aam Japra di Kelurahan Genteng, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Minggu (20/11/2022).
Hadir dalam kegiatan tanam masal di Kebun Rakyat PDI Perjuangan Kota Bogor yakni, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, anggota DPRD Jabar Rudi Harsa Tanaya, Ketua, Sekretaris dan Bendahara DPC PDI Perjuangan Kota Bogor yakni Dadang Iskandar Danubrata, Atty Somadikarya dan Syarif Sastra.
Selanjutnya, para wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor yakni Ujang Sugandi, Maesaroh, Ence Setiawan, Laniasari, Yanti Susanti, Rusmiatiningsih, Tb Raflimukti, Jefri Ricardo, Heri Soba, Ariyanto, Andri Amarald, Ermy Ruri dan Eko Octa. Serta, perwakilan PAC PDI Perjuangan se Kota Bogor dan kader banteng kota hujan.
Para peserta yang hadir secara seragam mengenakan topic aping petani berwarna merah sebagai simbolis perjuangan kaum Marhaen. Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Dadang Iskandar Danubrata dalam sambutannya menyampaikan, lokasi penanaman yang akan dijadikan Kebun Rakyat DPC PDI Perjuangan dengan total luas 2.5 hektar tersebar di beberapa kecamatan.
“Kebun Rakyat PDI Perjuangan ini ditanami tanaman endemik. Diantaranya, ubi, singkong, sorgum dan juga jagung,” kata Dadang.
Dia melanjutkan, kegiatan tersebut tak sekedar seremonial. Namun, nantinya akan berlanjut hingga penanaman di pekarangan setiap kader PDI Perjuangan.
“Kegiatan penanaman ini tak hanya di Kebun Rakyat PDI Perjuangan Kota Bogor. Tapi, nantinya juga di halaman rumah para kader PDI Perjuangan. Tujuannya apa? Tujuannya, agar tak terjadi rawan pangan,” ucapnya.
“Indonesia, juga Kota Bogor, sebenarnya punya keragaman sangat tinggi, tak hanya beras. Sebut saja, sagu, porang, jagung, singkong, ubi, sorgum, kentang, keladi, sukun, pisang, dan masih banyak lagi sumber karbohidrat dari umbi-umbian lain, maupun jenis pangan dari kacang-kacangan, rempah, sayur mayur sampai buah-buahan. Jadi, itu yang akan kita galakan, sesuai semangat dan ajaran Bung Karno,” tuturnya.
Sementara, Wakil Rakyat Senayan asal daerah pemilihan Kota Bogor dan Cianjur, Diah Pitaloka menyampaikan, PDI Perjuangan mengedepankan upaya untuk kembali ke sumber pangan. Bung Karno, sebutnya, sangat tepat menyatakan pangan merupakan mati hidup nya sebuah bangsa.
Pesan semacam ini menurut Diah penting disimpan dalam relung-relung nurani yang paling dalam. Karena, pesan tersebut tak hanya berpandangan jauh ke depan, tetapi juga mengingatkan kepada para pengelola pembangunan dalam merancang tata kelola pembangunan pangan tetap berpijak kepada realitas.
“Keragaman sumber pangan nusantara sangat kaya. Dan, menanam merupakan jawaban terhadap permasalahan kelaparan, gizi buruk, termasuk perubahan iklim. Hal ini pun yang diamanatkan dalam ajaran Bung Karno,” tukas Diah.
Sebagai puncak acara, para kader PDI Perjuangan bersama-sama menanam singkong, sorgum hingga jagung.
Pada kesempatan itu, Ketua Panitia Heri Soba mengatakan, kegiatan tersebut mengusung pesan menggeliatkan kembali spirit Marhaen melalui cocok tanam.
“Sebagaimana diketahui, Marhaen adalah seorang petani di daerah Bandung Selatan. Saat masa penjajahan, Sukarno pernah menemui petani tersebut di kediamannya. Dalam pertemuan itu, Sukarno melihat penderitaan rakyat dari kehidupan Marhaen. Sejak saat itu, arah perjuangan Bung Karno adalah untuk menyelamatkan rakyat kecil. Lalu, dikenal istilah Marhaenisme,” imbuhnya.
Menguatkan keterangan Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Heri Soba, Eko Octa menegaskan, Marhaen adalah orang yang berdikari, berdiri di atas kaki sendiri. Dalam buku otobiografinya, Sukarno menceritakan bagaimana awal mula ia menemukan Marhaenisme.
“Ada pesan moral melalui kegiatan Kebun Rakyat PDI Perjuangan Kota Bogor ini. Yakni, kedaulatan pangan harus mengedepan. Keinginan Bung Karno agar bangsa kita berdaulat terhadap pangan, perlu direalisasikan. Jadikan pesan ini sebagai ruh dari pembangunan pangan,” tuntasnya. (Nesto)