Rutin Sosialisasi 4 Pilar Tak Pakai Duit Negara, ini Obsesi Santoso tentang Pancasila

Intelmediaupdate – Membumikan Pancasila, jadi obsesi Ketua Gerakan Revolusi Moral (Geram) Santoso Djuanto sejak lama. Sudah 15 tahun lamanya, ia lakukan blusukan keluar masuk kampung di sejumlah tempat menggelar dialog kecil-kecilan bersama warga. Bahkan, demi mengundang daya tarik kehadiran, Santoso rela merogoh koceknya memberikan hadiah melalui tanya jawab diskusi yang digelarnya.

Santoso, bukan seorang wakil rakyat. Ia pun tak sedang melakukan Sosialisasi 4 Pilar yang dibiayai negara, lazimnya dilakukan para legislator. Namun, terdorong kegelisahannya agar nilai-nilai Pancasila menjadi milik semua kalangan dan diaktualisasi banyak orang dalam kesehariannya, hingga saat ini Santoso melalui Komunitas Geram terus bergerilya menggaungkan pesan moral Pancasila.

“Guna menarik kehadiran ibu-ibu atau para bapak ikut hadir, saya menggunakan metode doorprize melalui tanya jawab. Misalnya, membedah sila demi sila Pancasila. Bila ada yang bisa menjawab diberikan hadiah. Cara itu yang selama saya lakukan, dari kocek uang sendiri,” kata Santoso kepada media online saat bincang santai dengan tema ‘Setiap Hari Hadirkanlah Pancasila!’ di Jalan Ahmad Yani, Tanahsareal, Kota Bogor, Senin (26/12/2022).

Menggunakan kaos hitam berlambang lingkaran Garuda Pancasila di dada, Santoso bertutur tentang pembentukan Gerakan Revolusi Ajakan Moral untuk menetang isu SARA yang diistilahkannya dengan sebutan Osampikot D Amor atau Otak Sampah Pikiran Kotor dan Amoral.

“Jadi, kita semua bersaudara, apapun latarbelakangnya. Janganpernah mau diadudomba dengan hembusan isu SARA. Pelestarian Pancasila, perlu. Karena, saat ini Indonesia tengah dalam keadaan darurat moral. Hal itu ditandai,masih banyaknya nilai-nilai Pancasila yang dikesampingkan. Jadi, perlu digencarkan penghayatan Pancasila,” tuturnya.

Menurutnya, saat ini, Pancasila hanya disakti-saktikan. Tapi, nilai-nilainya kerap kali tak diimplementasikan, jadi harus dibumikan, dihari-harikan.

“Kami dari Geram, sudah lama melakukan ini, melalui menggelar pertemuan di warung, di gang-gang, melibatkan warga setempat. Yang disampaikan, pesan moral sila demi sila,” ucapnya.

Di Indonesia, sambungnya, saat ini begitu banyak aliran kepercayaan.

“Jika seorang ber Pancasila, dia pasti beragama. Sebaliknya, jika beragama, belum tentu ber Pancasila. Jika seorang bertutur, bersikap dan berperilaku dalam kebenaran, maka yakinlah dia ber Pancasila. Ungkapan itu untuk menyampaikan, bahwa kita bersaudara, tanpa pernah melihat latarbelakangnya,” ujarnya sampaikan pesan filsafat.

“Nah, peran kita menularkan pemahaman dan penghayatan Pancasila melalui obrolan di warung kopi,” tuntas Santoso, sembari menyampaikan ucapan selamat Natal dan Tahun Baru kepada public Kota Bogor mengakhiri. (Eko Octa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *