INTELMEDIAUPTE, Cibinong – Orientasi (pembelajaran) Tim Pendamping Keluarga (TPK) tahun 2023 di tingkat kelurahan se-Kecamatan Cibinong yang digelar oleh tim fasilitator dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Barat sudah selesai dilaksanakan. Pelaksanaan terakhir orientasi tersebut berlangsung di aula kantor Kelurahan Nanggewer Mekar Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor pada hari Rabu (22/3/2023).
Pelaksanaan Orientasi TPK 2023 merupakan program pemerintah dalam rangka percepatan penurunan Stunting di Indonesia yang telah terlaksana sejak tahun 2022 yang lalu. Berdasarkan instruksi Presiden RI, BKKBN dipercaya memegang kendali dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini, khusus di Kecamatan Cibinong pada tingkat kelurahan telah dilaksanakan dengan rutinitas selama 17 hari di 13 kelurahan yang ada.
“Sebanyak 280 TPK se-Kecamatan Cibinong yang terdiri dari 840 orang anggota dari unsur Kader KB, Bidan dan Kader PKK yang bertugas melakukan pendampingan terhadap keluarga sasaran yang ter-indikasi beresiko stunting,” beber Dwi Darwanto selaku ketua tim fasilitator orientasi TPK di Kecamatan Cibinong.
Dwi pun menjelaskan, orientasi tersebut lebih kepada ‘re-fresh’ pengetahuan serta kemampuan para anggota sebagaimana sebelumnya. Kemampuan interaktif, komunikator yang baik dalam menyampaikan pesan dan soliditas tim dalam mendampingi keluarga sasaran yang dimulai sejak pra-nikah, masa kehamilan, hingga masa memiliki balita.
“Berlatih bersama, bagaimana TPK melakukan pendekatan secara persuasif dan berperan sebagai komunikator yang baik dalam menyampaikan pesan (edukasi) terhada keluarga sasaran secara berkelanjutan. TPK yang sudah terbentuk, permanen hingga 2024 nanti,” papar Dwi Darwanto lebih lanjut.
Ditempat yang sama, senada, Angela Srimeilani Winiarti (Wiwin) selaku Ketua Tim Pokja Pelatihan dan Pengembangan Tenaga Program pada BKKBN Provinsi Jawa Barat turut menerangkan, bahwa TPK yang sudah terbentuk bisa melaksanakan pendampingan secara berkelanjutan namun tidak untuk bertugas mendata ulang para keluarga sasaran.
“Teman-teman TPK mendampingi keluarga sasaran sesuai data yang sudah ada sejak 2021, data tersebut bisa didapat dari tim percepatan penurunan stunting (TPPS) pemerintah setempat, baik dari masing-masing kelurahan atau dari kecamatan, juga dari PLKB BKKBN. Mereka pun bisa mendapatkan data keluarga beresiko stunting yang belum terdata dari ‘lini’ lapangan selama bertugas,” terang Wiwin (sapaan akrabnya) kepada Intelmedia.
Lebih luas, ia juga mengungkapkan, total keseluruhan ada sebanyak 111.000 lebih kader TPK se-Jawa Barat. Khusus di tahun 2023, terhitung sebanyak 2.200 lebih angkatan.
“Program ini demi memutus ‘rantai’ stunting dengan pencegahan melalui pendampingan terhadap keluarga/anak yang ter-indikasi stunting karena terhambat tumbuh kembangnya. Bisa karena kekurangan gizi kronik ataupun karena penyakit infeksi yang menular, terutama di usia 1000 hari pertama kehidupan (Perpres/72/2021),” kata Wiwin menjelaskan.
Masih kata Wiwin, menurut standar WHO, indikasi anak beresiko stunting yaitu saat dilahirkan, bayi laki-laki ataupun perempuan dengan panjang dibawah 48 cm.
“Semoga semua kader TPK sehat selalu dan menjalankan tugasnya sesuai data,” tutup Wiwin.
Berdasarkan pantauan langsung dilokasi, orientasi tersebut selain penjabaran dari tim fasilitator, juga di isi dengan simulasi intervensi TPK dalam berinteraksi. Orientasi dibuka oleh Plt Lurah (Sugiyanto) dan ditutup oleh Leny selaku Kasie PKM Kelurahan Nanggewer Mekar. (Wando)