Kenang Ramadhan Bulan Perjuangan Kebangsaan, Aktivis 98 Dkk Gelar Aksi Sosial di Lampu Merah

Intelmedia – Ramadhan, lekat dengan sebutan Bulan Penuh Berkah. Juga, bulan memperbaiki diri serta ibadah. Ramadhan, secara filosifinya, tak beda dengan ‘sekolah ibadah selama sebulan’, suatu momen tempat siapapun Umat Muslim menempa diri dan mengendalikan diri dari hal negatif.

Demikian disampaikan Sekretaris Ranting Lawanggintung PDI Perjuangan, Dias disela kegiatan berbagi 312 takjil dan bukber kepada warga pengendara bermotor serta pejalan kaki di simpang lampu merah, didepan Mall Ekalokasari jelang buka puasa, baru-baru ini.

Hadir saat kegiatan tersebut Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor Eko Octa. Selain juga para Pengurus Ranting PDI Perjuangan yakni Masrinoor, Siti Khodijah, Susi, Fenny, Atmawirya, Rike handayani dan Rita Wiluyanti.

“Ramadhan adalah bulan perjuangan. Pada bulan ini kita dididik untuk belajar berjuang dalam menahan segala wujud kesenangan duniawi. Tak sekedar menahan makan dan minum tetapi puasa turut mengatur aktivitas sosial kita sehari-hari, dilatih untuk lebih bijak dan berhati-hati dalam bertutur maupun berlaku,” kata Dias.

Pada kesempatan yang sama, Pengurus Ranting lawanggintung Masrinoor juga berpendapat serupa. Ia menyampaikan, Ramadhan menjadi titik balik yang mengubah situasi sejarah, termasuk Bangsa Indonesia.

“Ramadhan, Bulan Ibadah, juga bulan perjuangan untuk bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, sejarah mencatat, Proklamasi kemerdekaan RI dilaksanakan hari Jumat pada bulan Ramadhan 17 Agustus 1745. Ketika detik-detik jelang proklamasi, pukul 05.00 pagi, usai sahur, para pemimpin bangsa beserta para tokoh pemuda keluar dari rumah Laksamana Maeda,” ucap istri mendiang purnawawiran Brimob tersebut, saat gelaran buka bersama.

“Dan, selanjutnya, mereka yang menyusun teks proklamasi sampai dini hari ini sepakat untuk memproklamirkan kemerdekaan pada pukul 10.00 pagi di rumah Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Artinya, Ramadhan, juga menjadi bagian penting dari peristiwa bangsa ini. Dan, melalui Ramadhan ini juga, sepatutnya kita kuatkan perjuangan sosial untuk sesama dalam mengisi kemerdekaan,” tandasnya.

Sementara, Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bogor, Eko Octa menyampaikan, Ramadhan merupakan tonggak ibadah. Dan, perjuangan kebangsaan. Menurutnya, pada momen ramadhan selain merupakan peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Juga, merupakan titik puncaknya perjuangan pergerakan Indonesia melalui organisasi nasional.

“Sebut saja diantaranya, seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, persatuan pemuda melalui Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928. Selanjutnya, peristiwa Rengasdengklok akhirnya Indonesia memutuskan Kemerdekaan Indonesia terjadi pada 17 Agustus 1945 M atau 9 Ramadhan 1364 H,” tuturnya.

Tak hanya itu, sambung aktivis 98 ini, saat Ramadhan juga menjadi catatan kebangsaan pengesahan RUUD 1945 menjadi UUD 1945. Waktunya, pada tanggal 18 Agustus 1945 M atau 10 Ramadhan 1364 H dilaksanakanlah rapat yang dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

“Hasilnya, dari rapat PPKI tersebut adalah Pengesahan RUUD 1945 menjadi UUD 1945. Dan, pada Ramadhan juga, pernah terjadi percobaan pembunuhan Presiden Soekarno. Saat itu, Bung Karno sedang memimpin sidang Dewan Pertimbangan Agung (DPA) di Istana, lalu terjadi serangan yang dilakukan seorang pilot militer yang diduga terlibat pemberontakan Permesta. Saat itu, menembak ke arah ruang makan Istana berharap Bung Karno pada 9 Maret 1960 M atau 11 Ramadhan 1379 H,” tuntasnya. (Nesto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *