INTELMEDIA – Anggota MPR/DPR RI dari Daerah Pemilihan (dapil) Kota Bogor – Kabupaten Cianjur, Diah Pitaloka menggelar sosialisasi empat pilar kebangsaan yang berlangsung di Rumah 30, Jalan Batutulis No 30, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor pada Sabtu, (8/4/2023).
Didepan lebih dari 100 orang perwakilan warga dari lintas kelurahan yang hadir, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI tersebut mengingatkan bahwa Pancasila merupakan dasar nilai yang harus dipegang teguh secara nyata. Saat menggelar Sosialisasi 4 Pilar, politisi wanita dari Fraksi PDI Perjuangan itu memaparkan apa itu Pancasila, Undang-undang 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
“Pancasila tidak hanya bicara Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, dan Keadilan saja, tetapi juga panduan tentang Permusyawaratan dan Perwakilan atau Demokrasi,” kata Diah.
Ia berujar, kandungan yang ada dalam Pancasila merupakan jati diri bangsa Indonesia yang digali dan diselami oleh pendiri bangsa.
“Dari sinilah roh demokrasi Indonesia, bahwa perwakilan dan permusyawaratan harus berdasarkan upaya untuk mementingkan, memperjuangkan dan mengutamakan kepentingan rakyat dalam hikmat dan kebijaksanaan,” lanjutnya.
Melalui Empat Pilar ini, Diah mengajak dan berharap untuk terus menjaga demokrasi yang sebenarnya dan yakin kedepan bahwa harapan itu akan selalu ada.
“Oleh karena itu, kepentingan rakyat dan bangsa harus diatas kepentingan pribadi. Demokrasi kita harus dijaga dengan kedamaian dan persatuan agar pada akhirnya cita cita kemerdekaan dapat terwujud,” ucapnya.
Ia juga menambahkan dalam membangun kedaulatan itu harus selalu mengedepankan musyawarah yang menjadi elemen penting dari demokrasi Indonesia.
“Musyawarah menjadi elemen kunci sekaligus ciri khas bagi demokrasi Indonesia dan rasa kegotong royongan menjadi karakter sekaligus Ketahanan sosial,” katanya.
Dalam dinamika politik saat ini, Pancasila dapat diibaratkan sebagai benteng pertahanan bangsa Indonesia. Diah menegaskan untuk terus menjaga persatuan dan kembali menghidupkan nilai nilai kebangsaan ditengah berbagai tantangan bangsa.
“Di tengah berbagai tantangan kapitalisme dan konservatisme, kita harus mampu menjaga Indonesia sebagai negara Pancasila sebagaimana yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa,” tuntas Diah.
(Eko Octa)