Terinspirasi tulisan Deni Indrayana , yang berjudul “Bagaimana Jokowi, Mendukung Ganjar, Mencadangkan Prabowo, dan Menolak Anies “ tertanggal 24 April 2023. Isinya, berupa strategi Jokowi untuk mencari dan memenangkan presiden dan wakil presiden yang menjamin kelanjutan kebijakan-kebijakannya. Sehingga, mungkin diduga ia bisa mengakhiri kepresidenannya dengan nyaman sambil berusaha menyingkirkan Anies Baswedan dari calon presiden.
Diduga dalam pikirannya, Anies tidak boleh ikut dalam kompetisi Pemilu tahun 2024, beberapa strategi telah diuraikan dengan lebar oleh Deni, mulai dari usaha Presiden Jokowi ingin melakukan penundaan pemilu sekaligus memperpanjang masa jabatan Presiden Jokowi. Selain itu, diduga memperalat hukum dengan mengunakan KPK dan lain –lain sampai strategi kebohongan publik yang dilakukan.
Bahwa urusan capres adalah urusan partai politik, tapi ia mengendorse Koalisi Besar. Ia sendiri dengan status sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara dengan segala jaringan dan fasilitasnya, ia gunakan untuk melakukan kerja politik yang melanggar etika dan hukum.
Penjegalan-penjegalan yang uraikan oleh Deni Indrayana ini semuanya adalah semua dilakukan sebelum pemilu itu terjadi. Tentunya, ini bisa berhasil atau tidak untuk menyingkirkan Anies. Pertanyaannya , kalau berandai andai dan seandainya Anies menang dan menjadi Presiden, apakah penjegalan-penjegalan dan usaha menyingkirkan Anies itu dengan sendirinya akan berhenti, dan Anies menjalankan tugasnya dengan tenang? Jawabannya tidak.
Apa alasannya? Pertama adalah dendam politik, ketika Anies mengalahkan Ahok dan Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta. Para pendukung Ahok tetap tidak legowo atas kemenangan Anies. Terlebih-lebih setelah reklamasi teluk Jakarta dihentikan, Anies selalu dibuli. Dan, apapun yang dikerjakan Anies selalu salah dimata mereka.
Bahkan, ada sebuah partai yang hari-harinya membuli dan mengkritik Anies Baswedan. Kedua, Grand design yang diporakporandakan. Dengan terpilihnya Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta telah memporakporandakan rencana Ahok untuk dijadikan Gubernur DKI dan Presiden 2024, dan Indonesia menjadi negara modern seperti Singapore.
Ketiga, Anies adalah antitesa Jokowi, ia dianggap akan tidak melanjutkan kebijakan Presiden. Bahkan, persoalan –persoalan hukum Presiden Jokowi and beyond (menteri-menteri dan para oligarki) akan diusut . Kebijakan kebijakan Presiden Jokowi yang berpihak kepada pengusaha akan dihentikan –ekonomi yang berkeadilan akan dikedepankan- ketimpangan si kaya dan si miskin akan dipersempit. Bukan hanya mengejar pertumbuhan tetapi pendistrbusian yang adil akan dikedepankan.
Ekonomi berdasarkan konstitusi, economi back to constitusi- menolak penjajahan ekonomi dan jebakan-jebakan hutang yang membebani rakyat. Program lander form akan dihidupkan kembali disesuaikan dengan perkembangan jaman .
Paling ditakutkan oleh Jokowi and beyond adalah tidak dilanjukannya proyek pembangunan Ibukota Nusantara, karena buat Jokowi adalah sebuah legacy sebagai pencapaian yang tinggi dieranya, walau pun orang banyak pesimis bahwa proyek tersebut akan mangkrak seperti proyek –proyek lainnya yang dibuat grasa-grusu dan tidak direncanakan dengan baik.
Dari uraian tersebut diatas penjegalan-penjegalan Anies Baswedan sebelum menjadi Presiden akan berlanjut upaya-upaya meruntuhkan Anies Baswedan , apabila ia telah menjadi Presiden dan Anies harus menyadarinya dan mebuat strategi yang tepat untuk menegahnya. Potensi konflik dan terpecahnya anak bangsa harus dihentikan.
Bogor, 25 April 2023
Penulis adalah akademisi Dr Agus Surachman, SH SP1.