Pemkot Bogor Terkesan Ogah Peduli Museum Perjuangan, Akademisi ini Geleng-geleng Kepala

INTELMEDIA – Akademisi Dr Agus Surachman SH mengaku prihatin saat mengetahui beberapa sudut atap Museum Perjuangan Bogor di Jalan Merdeka bocor. Bahkan, beberapa langit-langit pun ambrol karena deraan hujan. Ia pun merasa miris saat mengetahui Pemkot Bogor yang dinahkodai Bima Arya terkesan cuek.

“Museum ini menyimpan banyak benda bersejarah. Jika terkena tetesan air hujan, akan berdampak kerusakan benda sejarah. Jika itu terjadi, generasi saat ini juga nanti tak akan mengenali sejarah bangsa,” kata Agus saat menjadi pembicara talk show  bersama pengelola museum, Bunyamin SH, Rabu (28/6/2023).

Dia pun tak habis pikir, Pemkot Bogor abai dengan nilai sejarah Bogor. Menurutnya, pihak pemerintah darerah juga wakil rakyat semestinya terundang peduli.

“Ini sejarah. Sejarah itu tak beda dengan ‘orangtua kandung’ kita. Dulu, mereka berjibaku dengan taruhan jiwa raga, dan kematian, demi kemerdekaan republik ini. Sekarang, saat sudah merdeka. Saat peninggalan mereka berupa baju dan darah, serta senjata, juga bendera tersimpan di museum, terancam rusak karena atap bocor, pemerintah daerah malah tak ikut menjaga,” kesalnya.

Menurut politisi yang kini maju sebagai Bacaleg DPR RI Daerah Pemilihan Kota Bogor – Kabupaten Cianjur, pemerintah daerah idealnya mau mengulurkan bantuan menjaga dan mengantispasi benda bersejarah terhindar dari kerusakan dengan melakukan perbaikan.

“Tak hanya itu, kaum muda juga perlu diedukasi betapa pentingnya dan mahalnya makna kemerdekaan dengan perlunya mengenali sejarah. Pemerintah juga harus melakukan edukasi, karena merawat sejarah ini tanggungjawab bersama. Jadi jangan merasa cuek dan mengabaikan,” tandas pria yang juga dosen pasca sarjana PTS Bogor ini.

Pada kesempatan itu, pengelola museum Bunyamin menyampaikan, belakangan ini pihaknya merasa kewalahan.

“Baru-baru ini, tunggakan air PDAM Tirta Pakuan mendadak naik. Padahal yang sehari-hari di museum, saya dan dua atau tiga orang relawan saja. Meski sudah dilakukan  pengetesan pihak PDAM, tapi kami merasa tak menggunakan air berlebih. Jika biasanya tagihan bulanan hanya Rp200 ribuan, bulan sebelumnya melonjak menjadi Rp2 juta lebih. Serta bulan berikutnya Rp700 ribuan. Kebijakan yang kami peroleh dari PDAM hanya mencicil 10 kali, tentunya ditambah pembayaran bulanan,” tuturnya.

Saat ditanya, apakah pernah Pemkot Bogor memberikan bantuan untuk museum? Secara lugas, Bunyamin sampaikan sejak era kepemimpinan Bima Arya belum pernah ada bantuan untuk perbaikan. Bahkan, memberikan selembar bendera Merah Putih pun belum.

“Yah bIarkan saja, saya cuma bisa menarik kesimpulan dari kepempimpinannya. Kami pihak museum malu jika harus minta-minta. Walau serba keterbatasan, dan pengunjung sepi, serta ada kebocoran ruangan, kami nikmati saja. Kami cuma berdoa semoga kelak bisa mendapat rejeki untuk lakukan perbaikan,” tuntasnya. (Eko Octa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *