INTELMEDIA – Ketua Garda Bangkit Bersatu (GBB), Suyitno menyampaikan, pendidikan merupakan salah satu hal yang penting yang bisa meningkatkan kesejahteraan suatu negara. Saat ini, Indonesia terus berbenah agar memiliki kualitas pendidikan yang tidak kalah bagus dengan sejumlah negara maju lainnya. Dalam hal ini, kualitas pendidikan terbaik di dunia ditentukan berdasarkan survey global yang berhubungan dengan persepsi.
“Saat ini, Amerika yang dikenali sebagai pelopor dalam pendidikan modern, dan menyediakan pendidikan berkualitas tinggi, dikutip dari World Population Review. Indeks Pendidikan di AS adalah 0,900 dan merupakan yang tertinggi di dunia. Negara ini juga banyak memiliki Universitas bergengsi yang selalu menjadi incaran para pelajar di seluruh dunia,” kata Ketua GBB atau Madu Ganjar, Suyitno kepada pewarta, Senin (19/6/2023).
Salah satu Capres, Ganjar Pranowo, sebutnya, boleh dibilang sebagai pelanjut Jokowi untuk memajukan dunia pendidikan.
“Hal ini dibuktikan dengan pengentasan kemiskinan Jawa Tengah di bawah kepemimpinannya yang terbilang sukses dengan indicator jumlah tenaga kerja dan pengangguran. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menyebutkan, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jateng menurun dan selalu berada di bawah angka TPT nasional,” tukasnya.
Ia bertutur, sejak periode kedua Ganjar menjabat pada Agustus 2018, TPT Jateng 4,47 persen dan nasional 5,3 persen. Agustus 2019, TPT Jateng 4,44 persen dan nasional 5,23 persen. Agustus 2020, TPT Jateng meningkat menjadi 6,48 persen lantaran hantaman pandemi Covid-19 dan TPT nasional 7,07 persen.
“Melansir dari data BPS Jateng, jumlah pekerja di Jateng juga selalu meningkat tiap tahunnya. Begitu juga angkatan kerja Jateng naik lagi dengan pekerja formal 7,33 juta (39,84 persen) dan pekerja informal 11,06 juta (60,16 persen). Sejak periode pertama kepemimpinannya, Ganjar berhasil menurunkan angka kemiskinan sedikit demi sedikit,” ucap Suyitno.
BPS mencatat, sambungnya, pada tahun 2013 jumlah penduduk miskin di Jateng sebanyak 4,8 juta orang atau 14,44 persen. Ini adalah periode awal Ganjar menjabat atau mulai kuartal IV-2013.Setelah setahun menjabat, Ganjar berhasil menurunkan angka kemiskinan di Jateng menjadi 4,56 juta orang atau 13,58 persen di 2014. Lalu, pada 2015 naik tipis menjadi 4,57 juta atau 13,58 persen.
“Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Jateng pada tahun 2022 mencapai 72,79, sehingga naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 72,16. Peningkatan IPM terjadi pada semua komponen, baik kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran per kapita yang disesuaikan.
Baru-baru ini,Ganjar melalui Pemprov Jateng terus membuka lebar akses pendidikan gratis dengan menambah 15 SMKN Jawa Tengah semi boarding yang tersebar di berbagai kab/kota. Ke-15 sekolah tersebut antara lain SMKN 1 Demak, SMKN 2 Rembang, SMKN 1 Wirosari Grobogan, SMKN 1 Jepon Blora, SMKN 1 Tulung Klaten, SMKN 1 Kedawung Sragen, SMKN 2 Wonogiri, SMKN 1 Purworejo, SMKN 2 Wonosobo, SMKN 1 Punggelan Banjarnegara, SMKN 1 Alian Kebumen, SMKN 2 Cilacap, SMKN 1 Kalibagor Banyumas, SMKN 1 Tonjong Brebes, dan SMKN 1 Randudongkal Pemalang.
“Di SMKN Jateng yang kini menjadi idola, gratis dan diperuntukkan bagi siswa miskin yang orang tuanya tidak mampu membiayai sekolah. Siswa yang masuk melalui seleksi akan ditempa pendidikan dan menetap di asrama. Semuanya gratis tanpa biaya, mulai dari pendaftaran, seragam, sepatu, peralatan sekolah, asrama, hingga makan sehari-hari. Semoga mendatang, pendidikan Indonesia jadi terus baik dengan kepemimpinan Ganjar yang melanjutkan pembangunan jokowi,” ungkap Suyitno. (Eko Octa)