INTELMEDIA – Untuk meraih sukses itu tak sulit. Syaratnya, cuma niat. Saat niat itu hadir untuk raih sukses. Saat ikhtiar dilakukan. Maka, apa yang diupayakan tentu akan dituai hasilnya. Hal itu disampaikan Rita Wiluyanti, salah satu pengajar, Pokjar OCTA yang menggelar kegiatan belajar mengajar di Mulyaharja, Kota Bogor.
“Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meraih sebuah kesuksesan, satu di antaranya belajar atau menuntut ilmu dengan giat. Belajar tidak hanya dapat diakukan di bangku sekolah atau kuliah. Kita dapat belajar di mana pun dan kapan pun. Tak ada kata terlambat untuk belajar,” kata wanita yang berprofesi guru PAUD yang juga asisten dosen di salah satu PTS, Sentul, Sabtu (2/9/2023).
Dia melanjutkan, belajar tidak mengenal usia, anak-anak, muda, maupun orang tua dapat kapan saja belajar, asal memiliki kemampuan dan kemauan yang kuat.
“Alam merupakan ‘sekolah’ yang begitu luas. Kita banyak bisa belajar di dunia ini. Diantaranya, belajar mengenai kehidupan, belajar mengasah kepedulian dengan sesama, dan belajar memperkaya ilmu pengathuan,” imbuh tutor PKBM Paket C yang mengajar mata Pelajaran Sosiologi.
Pernyataan senada juga disampaikan Guru Bahasa Inggris di Pokjar OCTA, Diajeng Liva. Pendapatnya, pendidikan tidak hanya identik dengan belajar di lembaga resmi pemerintah seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK dan Perguruan Tinggi. Ia berujar, pendidikan yang dilembagakan pada tingkat seperti itu disebut pendidikan formal.
“Pendidikan tidak hanya dilaksanakan berdasarkan tingkatan-tingkatan tersebut, tetapi pendidikan dapat dilakukan sepanjang hayat, tidak mengenal usia,” ucapnya.
“Belajar tidak mengenal usia dan waktu. Tidak ada istilah untuk studi informasi. Bahkan saat kematian menjemput, kita tidak pernah mengenal kata menyerah untuk belajar. Salah satunya membaca, membaca menambah pengetahuan. Tentunya orang yang banyak membaca adalah orang yang cerdas,” tuntasnya.
Sebagai informasi, Pokjar OCTA didirikan oleh Eko Okta Ariyanto, dengan pengelola yang diketuai Nurhayanti, Ojah, dan Kiki Ardesti. Pokjar atau sekolah alam ini baru sebulan berdiri, dan kini sudah memiliki siswa didik sebanyak 27 orang, terdiri dari Paket A, B dan C.
Terdapat sebanyak 9 guru sebagai tenaga pengajarnya, 6 diantaranya berlatarbelakang S1, dan D3. Kegiatan belajar mengajar dilakukan setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu selama 8 jam. Para siswa didik umumnya berusia dibawah 21 tahun, dan tidak dikenakan pungutan.
Berbeda dengan sekolah umum, siswa didik yang mengikuti proses belajar, dibolehkan beraktivitas santai, membawa cemilan atau makan, juga sembari ngopi. Penuturan pengelolanya, Kiki Ardesti, budaya belajar yang berbeda ini untuk menggairahkan spirit belajar dengan rasa nyaman bak di rumah sendiri, sesuai motonya ‘Asyiknya Rame-rame’. Dalam waktu dekat, Pokjar Octa juga akan membuka cabang baru di dua kelurahan berbeda. (Nesto)