Siang Malam Siaga Melayani Warga, Agus Kuswanto : ini Jalan Takdir dan Ibadah

Nama panggilan akrabnya singkat, Agus Ambulans. Demikian banyak kalangan memanggilnya. Sejak remaja ia pengidola film layar lebar ‘Catatan Si Boy’ yang yang pernah popular di era 80-an dengan peran utama Onky Alexander. Terinspirasi dari bintang idolanya di film tersebut, hingga saat ini Agus tak pernah abai tinggalkan salat 5 waktu dan memiliki mental baja ditempa proses waktu.       

Suara sirine sudah menjadi bagian yang tak pernah absen dari kesehariannya sebagai pengemudi ambulans DPC PDI Perjuangan Kota Bogor. Dia dengan Ikhlas, mendedikasikan diri selama 24 jam untuk membantu masyarakat yang sedang sakit maupun meninggal dunia.

Banyak kalangan menyebut pengemudi ambulans itu orang pilihan Tuhan. Karena, tak semua orang punya kesempatan dan betah bekerja di profesi tersebut.

“Mengemudikan ambulans sudah saya geluti lama, belasan tahun. Dan, profesi ini membuat saya ‘jatuh cinta’. Kalau soal materi, tentu tak mencukupi. Tapi, melayani sesame itu merupakan suatu kebahagiaan buat saya,” kata pria yang memiliki nama lengkap Agus Kuswanto kepada pewarta saat membawa pasien dari RSUD Kota Bogor pulang ke kediamannya, Minggu (17/9/2023).

Soal suka dan duka, pria asal Madura ini memiliki banyak cerita selama menggeluti pekerjaan ini. Mulai dari pengalaman diganggu makhluk halus, sampai tidur hanya beberapa jam demi siaga merespon cepat kebutuhan pasien.

“Dulu, saat tengah membawa jenasah, mendadak merebak harum bunga. Ketika itu saya mengemudikan kendaraan sendirian dengan jarak tempuh lumayan jauh. Bahkan, saat petang, pernah mendadak seperti ada orang memanggil saat pemakaman malam. Dulu, awalnya menggelisahkan. Tapi, kini sudah terbiasa, karena selalu yakin bersama Allah SWT,” tutur Agus yang sebelumnya juga pernah mengemudikan ambulans MCB.

Profesi sebagai sopir ambulans mendorongnya untuk selalu sigap, sabar dan berhati-hati dalam menjalankan tugas. Risiko harus siap ia terima dalam kondisi apapun di lapangan. Pengalaman belasan tahun membuatnya terbiasa dengan kondisi paling mengerikan sekalipun. Namun pekerjaan menjadi sopir ambulans bukan tanpa risiko.

Salah satu yang diingatnya adalah saat mengemudikan ambulans jenazah.

“Saat era Covid-19, menggunakan APK seadanya, saya juga kerap membawa jenazah pasien Corona. Alhamdulilah, Allah Maha Besar, tak terjadi apa yang dikhawatirkan terkait penularan, saat itu.  Bahkan, juga kerap membawa jenazah korban kecelakaan. Dan, kini sudah biasa. Bagi saya, ini adalah pekerjaan yang juga sebagai ibadah. Saya percaya, ada doa dari para pasien. Alhamdulilah, meski kesempatan tidur hanya beberapa jam, tubuh saya selalu fit,” tutupnya. (Eko Okta Ariyanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *