INTELMEDIA – Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) 3R (reduce, reuse, recyle) yang merupakan pengelolaan sampah sekaligus berfungsi sebagai bank sampah di Kertamaya, kini tinggal kenangan karena bangunan tersebut dibongkar tak lama sejak hadirnya Gelangang Olahraga Mini (GOM). Padahal, TPST 3R tersebut sangat bermanfaat untuk warga, sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan lahan pembuangan sampah.
Kepada pewarta, mantan ketua pengelola TPST 3R, Rahmat ini menyampaikan kenangannya. Ia bertutur, TPST berbasis masyarakat di Kelurahan Kertamaya, Kecamatan Bogor Selatan, tersebut didirikan pada era Walikota Bogor Diani Budiarto pada Rabu (11/1/2011) silam.
“Dahulu, pendirian TPS yang menerapkan pola reduce, reuse, recycle (3R) dimaksudkan untuk menanggulangi volume 30 persen sampah di Kota Bogor yang tidak tertampung di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Galuga,” kata pria yang akrab disapa Bang R, Sabtu (2/9/2023).
Pendirian TPST tersebut, sambungnya, bukan semata untuk perolehan Adipura. Namun, lebih mementingkan pada pelayanan kebersihan sesuai kebutuhan masyarakat, sehingga bisa membantu menyelesaikan masalah persampahan di Kota Bogor.
“Fasilitas pengelolaan sampah 3R di Kertamaya dibangun di lahan fasos fasum dari perumahan Rancamaya, PT Suryamas Duta Makmur, seluas 200 meter persegi. Fasilitas yang tersedia di TPST, meliputi mesin pengolah sampah, mesin pencacah sampah dan mesin pengayah kompos dengan kapasitas reduksi 20 meter kubik/hari,” lanjutnya.
“TPST Kertamaya era itu, mampu melayani pengelolaan sampah dari 6 RW yaitu RW 1, 2, 5, 6, 8 dan 9 dengan perkiraan sampah yang terolah 8,2 meter kubik/ hari,” tutur Rahmat.
TPST Kertamaya, ternyata juga sudah terdengar ke mancanegara. Terbukti, setiap tahunnya, TPST tersebut sejak awal berdiri kerap dikunjungi mahasiswa hingga ilmuwan dari sejumlah negara.
Hampir setiap tahun, para ilmuwan atau mahasiwa asal luar negeri berkunjung ke TPST Kertamaya. Beberapa bulan lalu, ilmuwan asal Kanada bersama IPB berkunjung ke lokasi pengelolahan sampah. Tapi sayang, mungkin mereka kecewa karena rumah pengelohan sampah di Kertamaya itu kini dibongkar. Sejauh ini tak diketahui, alasan pembongkaran TPST tersebut.
“Tahun-tahun sebelumnya, juga ada beberapa ilmuwan datang dari negara berbeda, juga bersama IPB. Mereka mempelajari, nilai manfaat pengelohan sampah lingkungan melalui TPST. Tapi, mungkin, mulai saat ini ke depan, cerita itu tak lagi ada,” ucapnya mengakhiri. (Eko Okta Ariyanto)