Makan Malam Bersama Ustadz Sambo Partai Ummat, Agus Surachman : Pemilu Damai itu Tanpa Jokowi

INTELMEDIA – Tak ada hari tanpa bahasan politik, jelang pemilu 2024 mendatang. Saat makan malam Caleg DPR RI Dapil Kota Bogor – Kabupaten Cianjur Partai Ummat, Dr Agus Surachman bersama Sekretaris Dewan Majelis Syuro Partai Ummat, Ustaz Ansufri Idrus Sambo, di kediamannya Tajur, Kota Bogor, dinamika politik kekinian turut jadi pembicaraan di meja makan.

Sebagai informasi, pasca momen kekalahan Prabowo pada Pilpres 2019, Ustaz Sambo sempat menjadi sorotan. Dikutip dari TribunJabar.com, saat itu adanya pertemuan Prabowo dengan Jokowi di MRT Jakarta, dan Ustaz Sambo yang menjadi guru mengaji Prabowo saat di Yordania tak setuju dengan pertemuan tersebut.

Kini, Ustadz Sambo bergabung Dewan Majelis Syuro Partai Ummat yang diketuai Amien Rais, bersama MS Kaban sebagai Wakil Ketua I, dan Habib Thalib Segaf Adjufri menjadi Wakil Ketua II.

Kepada pewarta, Dr Agus Surachman menyampaikan, Presiden Jokowi diduga kuat telah memihak kepada paslon nomor urut dua yaitu Prabowo dan Gibran, ditandai dengan pertemuan makan malam dengan Prabowo.

“Dan, berpidato meminta format debat di rubah semakin jelas kecurangan dipertontonkan kepada rakyat Indonesia tanpa ada rasa malu,” kata Dr. Agus Surachman pada Minggu ((21/1/2024).

Akademisi ini juga mengungkapkan kekhawatirannya terjadi potensi kecurangan pemilu.

“Semua memberikan kejelasan yang terang benderang bahwa Jokowi telah dipecat dari PDI Perjuangan, juga pidato Ibu Megawati yang kritis dan menyindir Jokowi tidak netral dalam Pemilu 2024 ini.

“Pemakzulan Jokowi Perlu segera dilakukan, Fraksi PDI Perjuangan, PKS, Nasdem, PPP dan PKB di DPR harus segera bersatu dan memakzulkan Jokowi, tidak perlu banyak berpikir dan hitung menghitung yang yang ruwet, just do it now,” ucap Agus.

” Jokowi sudah melakukan Kejahatan Konstitutional , melakukan tindakan Tercela dan melakukan Intervensi terhadap KPK dan pengkhianatan terhadap bangsa, dan prosedur pemakzulan diatur dalam UUD 45 pasal 7 A dan 7 B. Ini penting dilakukan bahwa negara ini bukan milik keluarganya, untuk itu tidak boleh semaunya sendiri mengelola negara ini,” pungkasnya. (Nesto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *