Pandangan Forum MMB Tentang Community Development Untuk Masyarakat

INTELMEDIA – Forum Mahasiswa Masyarakat Bogor (MMB) kembali memberikan dampak positif sebagai penuangan dalam program kerja untuk pengabdian masyarakat dalam bidang pendidikan. Dalam membarengi beberapa hal tersebut diadakan podcast kepemimpinan bersama Ketua Umum Forum Mahasiswa Masyarakat Bogor di Vila di Villa Salak, Pancawati, Cikretek, pada Minggu (28/1/2024).

Ferel Ivandi Hutagalung dan Ir,Elyas  selaku Pengawas Forum Mahasiswa Masyarakat Bogor sekaligus sebagai Narasumber dalam podcast ini.

Adapun yang dibahas ialah terkait Community Development dengan Pandangan dari metode IFS ( Integrated Farming System ) Program yang dicanangkan oleh bapak Ir. Elyas dengan mendampingi kelompok tani. Adapun Goal IFS Program adalah terjadinya kemandirian masyarakat yang ditandai dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat maupun pola pikirnya.

Kesuksesan program IFS  (Integrated Farming System)  ini dimulai dari penyusunan Program Sistem Pertanian Terpadu dilakukan secara partisipatif, melibatkan seluruh anggota kelompok didampingi oleh 1 orang Pendamping Mitra Bina (PMB). Kegiatan Pra Penyusunan Program dilakukan secara bersama  dengan anggota kelompok, masyarakat dan tokoh masyarakat, meliputi kegiatan :

  1. Membuat Peta Desa, untuk mengetahui keadaan masyarakat, baik tata letak perumahan, ladang, perkebunan, prasarana fisik serta untuk mendapatkan perkebunan, prasarana fisik serta untuk mendapatkan gambaran tentang semua potensi yang ada.
  2. Membuat Matriks Kalender Musim, untuk mengetahui keadaan tanaman yang ada atau ditanam oleh masyarakat selama satu tahun, kebutuhan tenaga kerja serta hal lainnya dalam satu tahun.
  3. Membuat Matriks Ranking, Untuk mengetahui sumber pendapatan utama masyarakat selama satu tahun berdasarkan jenis pekerjaan dan jenis tanamannya

Negara pasti ingin mencapai pembangunan nasional yang akomodatif dari segala sektor dan lapisan masyarakat. Maka hal yang menjadi kunci utama yaitu dengan menciptakan masyarakat yang berdaya, sejahtera, dan memiliki pola pikir growth mindset.

Metode untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan mengimplementasikan community developmentCommunity development atau pengembangan/pemberdayaan masyarakat sudah digagas secara historis sejak akhir tahun 1970 dengan mengadaptasi konsep empowerment.

Secara definitif, community development menurut bapak Ir. Elyas  adalah upaya memberikan otonomi, wewenang, kepercayaan, dan daya kepada masyarakat agar dapat kreatif serta inovatif dalam menyelesaikan tugas sosial-ekonomi dengan baik. Sehingga metode ini merupakan mekanisme yang fokus dalam memberdayakan masyarakat agar dapat mandiri secara sosial dan ekonomi.

Community development merupakan konsep pembangunan ekonomi yang mengakumulasi nilai-nilai sosial di masyarakat. Sehingga hal ini merepresentasikan beberapa nilai fundamental, seperti people centredparticipatoryempowering, dan sustainable.

Sebagai upaya yang fokus untuk menciptakan masyarakat yang berdaya, sejahtera, dan mandiri, maka ada aspek-aspek yang mendasari konsep community development.

–          Enabling

Pertama, ada aspek enabling yaitu bagaimana stakeholder dapat menciptakan situasi yang produktif dan konstruktif agar masyarakat dapat berkembang. Acap kali ditemukan masyarakat di daerah pedesaan dengan pola pikir tradisional dan konservatif sehingga menghambat untuk berkembang.

Oleh karena itu, para stakeholder yang diinisiasi oleh pemerintah, perusahaan, atau masyarakat harus merekonstruksi pola pikir masyarakat yang tradisional menjadi lebih inklusif. Artinya, memberikan motivasi dan pemahaman bahwa setiap individu di pedesaan dapat bertumbuh dengan potensi yang dimilikinya.

–          Empowering

Kedua, ada aspek empowering yang fokus dalam perkuatan nilai potensial dalam diri masyarakat dengan berbagai program-program yang telah dikonseptualisasikan oleh stakeholder. Program-program yang disusun adalah hasil dari riset komprehensif terhadap berbagai problematika sosial di masyarakat.

Misalnya, program mengenai pendidikan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di wilayah pedesaan. Lalu program ekonomi yang fokus pada pembenahan edukasi dan aksesibilitas masyarakat terhadap sektor ekonomi dan keuangan.

Substansi dari aspek empowering adalah memformulasikan program-program community development yang akomodatif dan dapat menyentuh berbagai lapisan masyarakat di suatu daerah. Jika program tersebut tidak akomodatif, maka dalam implementasinya tidak akan efektif untuk masyarakat.

–          Protecting

Ketiga, ada aspek protecting yang fokus dalam melakukan perlindungan dan menjadi garda terdepan terhadap masyarakat yang termarjinalisasi. Sering ditemukan di lapangan jika masyarakat yang ingin mengambil suatu kebijakan sentral diintervensi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Berupa suntikan dana tanpa membebebani mereka.

Hal ini bertinjau dengan program yang telah dilakukan di PT RAPP. Demikian hal nya bukti nyata pemberian yang dilakukan dengan sederhana akan tetapi luar biasa. Maka PT RAPP dalam jangka 5 tahun berkembang, IFS Program sampai dengan Desember 2008 yang dipimpin oleh Ir. Elyas sebagai direktur program telah mendampangi 151 kelompok tani di 110 desa, dengan total petani mitra dampingan 3.772 KK, secara lebih jelas dapat dilihat konsen yang dilakukan.

Data Perkembangan mitra dampingan PPMR s.d tahun 2008 meliputi daerah Pelalawan, Kuantan Singingi, Siak, Kampar Rokan Hulu, dan Pekan Baru. Hal ini dapat ditinjau  Thesis IPB Tahun 2010.

“Dari pandangan yang diberikan dapat memberikan pemahaman lebih lanjut kepada masyarakat bogor terkait aspek ini”, ujar Ferel Ivandi Hutagalung Selaku Ketua Umum Forum Mahasiwa Masyarakat Bogor. Disambung juga oleh Ir. Elyas, dalam hal ini ada beberapa aspek yang begitu mendalam sehingga butuh perhatian khusus dan salah satu nya ide kecil pembawa perubahan besar kedepannya. (*Adv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *