Kepsek SMPN 2 Pamijahan Tepis Isu Dugaan Markup Anggaran Perpisahan, Begini Penjelasannya :

BogorKepala Sekolah (Kepsek) SMPN 2 Pamijahan Kabupaten Bogor, menepis isu mark-up atau penggelembungan anggaran perpisahan siswa kelas IX di Gedung SBS Leuwiliang.

Kepsek SMPN 2 Pamijahan, Suparti, mengungkapkan bahwa estimasi anggaran sebesar Rp. 25 juta itu untuk sewa tenda ketika acara perpisahan di lakukan di lingkungan sekolah, bukan untuk sewa gedung.

“Itu kalo bikin tenda, berhubung lebih mahal makanya di gedung,” ungkap Kepsek SMPN 2 Pamijahan Suparti, kepada awak Intelmedia melalui pesan singkat WhatsApp, menanggapi pemberitaan Intelmedia sebelumnya, Rabu (29/05/2024).

Suparti menegaskan bahwa tidak ada yang di markup. Sembari memberikan rincian anggaran dengan total sebesar Rp. 22.040.000. “Tidak ada yang di markup. Itu rincian nya,” tegasnya.

Dalam rincian anggaran yang diberikan terdapat rincian anggaran (Info Rincian Equipment) sebagai berikut :

1. Kursi futura + cover 350 unit (11.000/unit) Rp. 3.850.000
2. Kursi futura tanpa cover 350 unit (9.000/unit) Rp. 3.150.000
3. Blower venue 8 unit (250.000/unit) Rp. 2.000.000
4. Blower kipas 6 unit (400.000/unit) Rp. 2.400.000
5. Meja tamu + cover 4 unit (85.000/unit) Rp. 340.000
6. Sound system Rp. 1.800.000
7. Gedung 8.500.000

Jumlah Rp. 22.040.000,-

“Itu rincian untuk yang sewa gedung, kalau gedungnya saja 8,5 juta, yang lainnya kan ada yang harus dibayar. 22 juta itu bukan hanya sewa gedung tapi berikut kursi dan lain-lain. Prinsipnya untuk kegiatan ini tidak memberatkan ortu, mereka bayar sesuai kemampuan,” tegasnya.

Suparti menjelaskan bahwa tidak semua siswa dibebankan angaran perpisahan. Tapi, ada subsidi silang untuk anak yang kurang mampu dan dananya pun belum terkumpul semua.

“Untuk masalah dana dari orang tua saya betul-betul mengupayakan bisa efektif,  karena di sekolah itu juga ada yang harus dibantu. Makanya orang tua yang kurang mampu membayarnya sesuai kemampuan,” ucapnya.

Masih menurutnya, dengan waktu yang semakin mepet anggaran perpisahan belum terkumpul semua. “Sampai saat ini masih terus bertambah.  Dana yang masuk juga belum sesuai rencana.  Andaikan dana tidak terkumpul sesuai rencana ya kita sesuaikan anggarannya.” pungkasnya.

Sebelumnya, diberitakan, menurut data informasi yang berhasil dihimpun, anggaran sewa gedung dibebankan kepada 290 siswa kelas IX sekitar Rp. 620 ribu.  Dari data estimasi anggaran yang diterima, ada kejanggalan anggaran sewa gedung dan sampul ijazah. Disebutkan, dari data untuk sewa gedung sebesar Rp. 25 juta dan sampul ijazah sebesar Rp. 65 ribu.

Laporan : Dipidi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *