INTELMEDIA – Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke 79 Republik Indonesia, Museum Perjuangan yang menjadi peninggalan Sejarah di Jalan Merdeka No. 56, Kelurahan Cibogor, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor berbenah dengan dilakukannya karya bakti, pembersihan hingga pengecatan.
Kegiatan tersebut digawangi Muspika (Musyawarah Pimpinan Kecamatan) Bogor Tengah, yakni Koramil, Polsek hingga Pemerintahan Kecamatan. Selain itu juga turut didukung beberapa organisasi masyarakat (ormas).
Melibatkan sekitar 100 orang muspika dan relawan, beberapa sudut museum terlihat dibersihkan. Sementara, dinding museum yang terlihat kusam termakan waktu juga dicat. Demikian juga beberapa atap yang terlihat bocor.
“Sebelumnya, kami dari Muspika Bogor Tengah, Polsek dan Koramil mempunyai ide atau gagasan, bahwasanya memperingati hari kemerdekaan ke 79, kita melakukan kegiatan karya bakti. Sekaligus memberikan edukasi kepada masyarakat, bahwa (museum) ini adalah bukti sejarah, berikut juga isinya. Dan, ini adalah wujud perjuangan generasi sebelumnya,” kata Danramil Bogor Tengah, Kapten TNI AD Hermawan kepada awak media, pada Selasa (6/8/2024).
Ia juga sampaikan seruan, melalui kegiatan karya bakti Museum Perjuangan diharapkan agar generasi muda saat ini menghargai jasa pahlawan kemerdekaan RI.
“Generasi pendahulu yang terlibat mempertaruhkan nyawa, jiwa dan raga, dengan susah payah sudah memerdekaan negeri ini. Untuk itu, mari kita hargai dan mengenang jasa pahlawan yang telah gugur. Karena, saat ini, kita telah menikmati kemerdekaan,” tukasnya.
Sementara, Kapolsek Bogor Tengah, AKP Agustinus Manurung menyampaikan, gagasan karya bakti ini berawal dari Danramil Bogor Tengah.
“Berawal dari Pak Danramil Bogor Tengah idenya. Dan, bersama unsur muspika peduli terhadap sejarah. Kegiatan lokasinya di museum, agar kitab bisa mengingat jasa pahlawan pendahulu kita. Dan, museum ini banyak cerita sejarahnya,” imbuh Kapolsek Bogor tengah.
Pada kesempatan itu, pengelola Museum Perjuangan Bunyamin atau yang akrab disapa Ben menyampaikan, Gedung tersebut resmi menjadi museum pada 10 November 1957.
“Tujuan pembangunan museum adalah untuk mewariskan semangat dan jiwa juang serta nilai-nilai perjuangan kepada generasi muda,” tuturnya.
Dia berujar, gedung yang digunakan sebagai museum ini sebelumnya adalah milik pengusaha Belanda, yaitu Wilhelm Gustaf Wissner. Gedung tersebut telah berdiri sejak 1879. Pertama kali dibangun, gedung ini berfungsi sebagai gudang ekspor komoditas pertanian sebelum dikirim ke Eropa.
“Pada zaman perjuangan kemerdekaan, gedung ini menjadi tempat berkumpulnya para pejuang. Beberapa tokoh pergerakan yang sering mengadakan pertemuan di sini adalah Kapten Muslihat, Mayor Oking, dan Margonda.
Sebagai informasi, Gedung Museum Perjuangan Bogor terdiri atas 2 lantai. Di museum tersebut ada patung Kapten Muslihat yang terbuat dari batu monolith, serta foto para tokoh pahlawan nasional yang berasal dari Bogor. Selain itu di gedung bersejarah tersebut bisa ditemui peta tematik tumpang gilir, mata uang yang pernah beredar di Indonesia, dan diorama yang terdapat di dalam lemari kaca.
Pada lantai 2, terdapat koleksi mesin ketik, pakaian yang dikenakan oleh para pejuang pada masa revolusi, dan daftar nama para tokoh pahlawan yang gugur pada masa perjuangan. Selain itu, ada pula dekorasi yang menggambarkan kronologis sejarah perjuangan rakyat Bogor saat melawan penjajah.
Pada bagian lain, juga ada koleksi senjata api, seperti pistol, senapan, granat, mortir, dan ranjau, bahkan bambu runcing yang digunakan saat perang kemerdekaan. Museum Perjuangan ini buka pada pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB setiap harinya. (Nesto)