Bogor – Sejumlah orang tua siswa Kelas VII SMPN 1 Leuwiliang geram lantaran mereka tidak mendapatkan baju seragam sekolah anaknya.
Salah seorang orang tua murid, yang tidak mau disebutkan namanya sebut saja DH mengaku bahwa dirinya tidak dibagikan baju seragam dengan alasan tidak membayar penuh biaya seragam tersebut dengan nominal Rp. 1.250.000. Padahal sebelumnya, sudah ada kesepakatan dalam rapat orang tua murid pembayaran bisa dicicil selama 3 bulan.
“Tadi saya kurang Rp. 100.000. Anak saya yatim. Padahal, dalam rapat orang tua murid hari Kamis tanggal 15 Agustus kemarin, hasil rapat kemarin itu membahas baju seragam yang harus dibayarkan dengan nominal Rp. 1.250.000 dan tidak ada nego harga net. Dengan nominal itu cuma dapat baju batik, baju olah raga dan rompi.
Hasil kesepakatan rapat kemarin bisa dicicil 3 bulan tapi nyatanya pas pengukuran pembayaran harus full baru baju seragam bisa dikasih, kalau gak full baju gak bisa di kasihkan jadi kesepakatan hasil rapat kemarin gak guna,” tegasnya penuh kesal.
Masih menurutnya, memang ada keringanan bagi siswa anak yatim dari pihak sekolah, siswa anak yatim dibebankan biaya stengahnya.”Dalam rapat dengan komite kemarin ada keringanan dari pihak sekolah bayarnya jadi setengahnya.” ungkapnya.
Pantauan pewarta di lokasi, sejumlah orang tua murid sedang mengantri untuk melakukan pembayaran uang seragam dan bisa membawa pulang seragam bila sudah melunasi bayarannya. Banyak pula, bagi mereka yang tidak mampu melunasi biaya yang ditetapkan pulang dengan tangan hampa bersama anaknya.
Berhasil dikonfirmasi, Kepala Sekolah SMPN 1 Leuwiliang mengatakan bahwa itu baru proses pemesanan sekaligus pengukuran seragam. Sedangkan untuk pembagian seragam secara serentak di hari Senin. “Hari ini baru pesanan hari Senin yang bertindak akan di bagikan sisa barang yang ada jangan khawatir saya berpihak pada anak didik dan ortu. Karna hari ini baru pesanan,” kata Kepala Sekolah SMPN 1 Leuwiliang, Daday, melalui pesan singkat WhatsApp.
Menurutnya, bahwa ada miskomunikasi antara orangtua murid dengan pihak konveksi yang membagikan seragam. Padahal sejak awal, dirinya sudah mengatakan walaupun tidak dibayar, seragam tetap akan berikan. “Padahal udah saya jelaskan dipertemuan cuma mungkin mis kayaknya. Senin temui saya pasti beres dengan sekolah mah,” tegasnya.
Dirinya pun menjamin. Semua siswa akan mendapat seragam walau pun belum bayar dan telah berjalan setiap tahunnya.
“Kalau dengan saya tidak di cicil belum bayar pun pakaian diberikan. Jadi bukan di berikan sebagian, tapi diberikan satu set semua nya itu saya lakukan tiap tahun. Karena hari ini baru pesanan aja Senin insya Allah barang yang ada biasanya langsung dibagikan ke semua siswa dan tidak melihat sudah berapa bayarnya, dan itu yang saya lakukan tiap tahun,” ungkapnya.
Laporan : Dipidi