PILKADA memiliki posisi yang strategis dalam membangun demokrasi. Pilkada perlu memiliki daya ungkit yang besar dalam menciptakan demokrasi bermartabat yang penyelenggaraannya harus mengacu pada prinsip mandiri, jujur, adil, kepastian hukum, keterbukaan; proporsionalitas, profesionalitas hingga akuntabilitas.
Jika proses ’recruitment’ kepala pemerintahan, dan cara pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan publik dilakukan melalui proses demokrasi, maka hasilnya bukan saja kepastian. Tetapi didalamnya terangkum keadilan dan kemanfaatan dalam kerangka memajukan kesejahteraan bersama.
Pilkada secara serentak akan dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024. Proses demokrasi pilkada ini sebagaimana diketahui sebelumnya sempat terjadi dinamika. Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan No.60/PUU-XXII/2024 membuat kejutan mengubah ambang batas pencalonan calon kepala dan wakil kepala daerah di Pilkada Serentak 2024.
Namun, hanya selang sehari, wacana RUU Pilkada pun digagas di Senayan. Buntutnya, penolakan RUU Pilkada pun terjadi oleh kalangan mahasiswa yang melakukan aksi protes di banyak daerah. Akhirnya, putusan MK dinyatakan berlaku untuk pendaftaran Pilkada pada 27 Agustus 2024.
Semangat rakyat dalam memilih sendiri kepala daerahnya ternyata memang tak pernah surut. Semangat demokrasi rakyat tentunya dibangun atas dasar kesadaran masyarakat daerah untuk membangun daerahnya secara mandiri dan otonom. Tentunya, semangat tersebut diikuti oleh keinginan dan harapan rakyat untuk menciptkan iklim demokrasi di daerahnya.
Peran perempuan menjadi pemimpin di daerah masih terbilang belum dominan di Indonesia. Demikian juga di Kota Bogor. Meski sebelumnya, di Kabupaten Bogor, pernah memiliki kepala daerah wanita, Ade Yasin sebagai bupati. Namun, di Kota Bogor, sejarah belum pernah menulis, wanita menjadi kepala daerah. He for She, sebuah gerakan kampanye solidaritas untuk mencapai kesejahteraan gender idealnya memang perlu digeliatkan. Program He for She adalah bentuk pelibatan kaum laki-laki dalam mendukung tercapainya kesetaraan gender di Indonesia.
Gerakan He for She, yang diinisiasi oleh UN Women, entitas Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bekerja untuk memberdayakan perempuan dan anak, penting dan perlu disuarakan di Kota Bogor mengingat sejarah pemimpin daerah wanita belum pernah terjadi di daerah Istana Bogor berada.
He for She adalah salah satu program UN Women untuk melaksanakan agenda pembangunan Sustainable Development Goals (SDGs). Program yang dicanangkan 1 Januari 2016 silam, memiliki indikator salah satunya gender equality yang merupakan harapan pada 2030, perempuan dan laki-laki bersama-sama setara terlibat dalam pembangunan. Kota Bogor memang sudah saatnya perlu Ready.
Demokrasi dan Pilkada memang merupakan rantai yang saling berhubungan satu sama lain. Pilkada merupakan wujud dari demokrasi sementara demokrasi akan terbangun diawali dari keterlibatan masyarakat memilih pemimpinnya sendiri melalui Pilkada.
Demokrasi tentunya menyimpan banyak harapan bagi masyarakat yang menginginkan perubahan tata kelola pemerintahan. Perpindahan kekuasaan ditangan rakyat merupakan prinsip dasar demokrasi menjadi substansi penting untuk menjalankan kehidupan bernegara.
Sebagaimana disampaikan Abraham Lincoln (1863) demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat ( government of the people, by the people, and for the people). Dan, mengutip C.F. Strong, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya pada mayoritas tersebut.
Saat ini, kita perlu menjawab Ready! Gerakan He For She harus digelorakan dengan mengajak pria terlibat sebagai agen perubahan dalam mencapai kesetaraan gender dan pemenuhan hak-hak perempuan dan anak perempuan, serta upaya mengakhiri kekerasan terhadap keduanya. Sebagaimana ungkapan kasih sayang kita kepada ibu kita, juga anak perempuan atau sudara Perempuan kita. Ready, untuk menjawab tantangan dan membuat sejarah, perempuan jadi kepala daerah di Kota Bogor. Salam Ready. (*)
(Penulis : Anggota DPRD Kota Bogor, H Syarif Sastra, SE)